Kulonprogo, Gatra.com- Satu lagi hotel berbintang hadir di sekitar Yogyakarta International Airport (YIA). Setelah tiga hotel lain resmi beroperasi, kini Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta (SBYO) melakukan soft launching di Swiss Kitchen, Ahad (21/1/2024).
Soft Launching dihadiri oleh owner hotel yakni Farida Fusiawati dan Aryanto Sukoco, keduanya adalah Direktur PT Adhi Raka Graha Sejahtera. Kemudian perwakilan dari Swiss-Belhotel ada Mathew Faull (executive director/senior vice president-IT, E Commerce & Distributions), Emmanuel Guillard (Regional Director of Operations & Developments), Fabrice Mini (Senior Vice President Operations and Developments Indonesia Malaysia and Cambodia) serta General Manajer SBYO, Denny Firdaus.
Hotel berbintang 4 ini mengusung konsep Java Luxury yang menggabungkan budaya Jawa dan internasional. Suasana Jawa yang elegan ditunjukkan dengan ornamen batik di setiap ruangannya. Saat masuk bagian lobi hotel, kita juga akan melihat pilar-pilar penyangga menggunakan kayu mirip rumah-rumah Jawa pada umumnya. Ada pula ukir-ukiran untuk menegaskan ke-Jawa-an hotel yang memiliki 10 lantai itu.
Hotel ini juga satu-satunya yang memiliki konsep rest area, sehingga pengguna jalan dari barat (ke Yogyakarta) atau dari timur (menuju Purworejo, Kebumen dan lainnya) bisa melepas penat di kompleks hotel.
General Manager Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta, Denny Firdaus menerangkan, hotel baru ini memiliki 167 kamar dengan 3 tipe, yakni tipe deluxe, family dan suite. Untuk fasilitas ada Swiss Kitchen, private dinning room yang muat 28 orang, meeting room, Asmaradana Ballroom, kolam renang di rooftop, spa, tempat gym dan lainnya.
"Kami ingin menjadi rumah kedua bagi para tamu yang menginap di sini. Maskot kami adalah Dhandhanggula rooftop dan Akasa rooftop. Keduanya ada di rooftop namun dengan konsep dan fungsi yang berbeda. Dhandhanggula adalah skylounge rooftop yang menawarkan pemandangan indah gugusan Perbukitan Menoreh. Sedangkan Akasa memiliki konsep 360° view," jelas Denny pada press conferrence soft launching.
Akasa rooftop merupakan free area yang pengunjungnya bisa memilih duduk di mana saja bahkan lesehan. Dari Akasa, pengunjung bisa melihat ke segala penjuru (360°), ke utara Bukit Menoreh, ke selatan ada Bandara YIA, Pantai Glagah, ke timur adalah wilayah perkotaan, ke barat bisa menikmati sunset dan wilayah Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Sedangkan Dhandhanggula dipergunakan untuk lounge sehingga diset-up ada bar minuman. "Kami menjual minuman segar (fresh), kopi dan snack. Snack andalan kami adalah piza, tapi kami juga menyediakan makanan khas tradisional seperti geblek bumbu. Cita rasa geblek bumbu juga tidak kami ubah, sama persis dengan yang di jual di luar," papar Denny.
"Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta juga mengusung konsep 'one stop service Java luxury'. Pengguna jalan bisa istirahat, makan dan berbelanja oleh-oleh. Nantinya akan ada cafe, toko-toko dan food festival yang menjual makanan tradisional yang melegenda seperti Soto Kadipiro, Gudeg Yu Jum dan lainnya," ujar Aryanto.
Ia melanjutkan, nilai investasi yang ia tanamkan di SBYO kurang lebih Rp100 miliar. Farida Fusiawati menambahkan, pihaknya memillih operator Swiss-Belhotel karena dianggap sudah memiliki banyak jaringan.
"SBYO ini satu-satunya yang memiliki konsep rest area. Kami percaya dalam jangka 1-2 tahun, kawasan Kulon Progo ini akan berkembang menjadi kota besar. Rest area ini merupakan yang keempat bagi kami. Nantinya akan ada merchant seperti Starbuck, Mc Donald, Solaria untuk melengkapi lokasi Food Festival di belakang hotel. SPBU dan ATM center juga tersedia," ujar Farida.
Swiss Belhotel mengelola 82 hotel 32 kota
Pada kesempatan yang sama, Emmanuel Giuillard mengatakan, Swiss-Belhotel telah memilimi jaringan 125 hotel di 25 negara. "SBYO ini adalah hotel ke-6 yang ada di dekat bandara. Kami ingin menyasar bagi jemaah yang akan umroh, harapan kami mereka akan menginap di sini," jata Giullard yang fasih berbahasa Indonesia ini.
Direktur Operasional dan pengembangan, grup Swiss-Belhotel, Fabrice Mini, mengungkapkan, ekonomi di dekat bandara memiliki ekosistem tersendiri. Sehingga keberadaan hotel menjadi penting untuk istirahat maupun rapat (meeting).
"Kami ingin mempromosikan budaya Yogyakarta, mengintegrasikannya ke standar internasional dengan budaya lokal. Kami menyediakan masakan internasional dan lokal. Selama soft launching inu, kami memberikan promo harga Rp730.000 per malam. Promo ini berlaku selama tiga bulan ke depan," pungkas Fabrice Mini.