Jakarta, Gatra.com - Praktisi Energi dan Menteri ESDM RI (2000-2009), Purnomo Yusgiantoro, memberikan sejumlah rekomendasi hilirisasi migas dan minerba. Salah satunya adalah meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum yang ketat terhadap pelanggaran-pelanggaran industri hilirisasi minerba.
Purnomo menyinggung persoalan meledaknya tungku smelter di Morowali, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu. "Kemarin ada kasus di Morowali saya kira itu butuh pengawasan yang ketat," kata Purnomo dalam Talkshow GATRA Media Grup bertajuk "Masa Depan Hilirisasi Minerba" berkolaborasi dengan The Purnomo Yusgiantoro Center di Jakarta, Sabtu (20/1/2024).
Di samping itu, Purnomo juga menyampaikan sejumlah rekomendasi lain. Selain pengawasan yang ketat, ia juga merekomendasikan agar pemerintah melanjutkan rantai proses hilirisasi minerba sampai ke proses akhir.
Purnomo juga merekomendasikan agar pemerintah bisa meningkatkan eksplorasi migas dan minerba untuk meningkatkan cadangan. Ia mengusulkan agar pemerintah mendorong konten lokal (local content) dalam hilirisasi minerba.
"Hal ini sangat penting untuk meningkatkan dampak ekonomi kepada masyarakat," ujarnya.
Purnomo juga berharap pemerintah meningkatkan diplomasi dan negosiasi dengan negara-negara mitra dagang. "Untuk menjelaskan manfaat dan dampak positif dari hilirisasi kepada Indonesia dan dunia," ujarnya.
Purnomo juga menekankan hadirnya diversifikasi negara asal investor kegiatan hilirisasi. Hal itu bertujuan agar pemerintah dapat memanfaatkan keahlian dan teknologi dari berbagai negara untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku minerba.
Selain itu, Purnomo berharap pemerintah untuk menerapkan kebijakan green energy untuk hilirisasi minerba. Terakhir, ia merekomendasikan agar pemerintah biaa meningkatkan kerja sama dengan swasta, akademisi, dan NGO.
"Untuk membangun ekosistem hilirisasi minerba yang harmonis dan berkelanjutan," ujarnya.