Home Kesehatan Jangan Hanya Racik Obat, Apoteker Didorong Mahir Gagas Penelitian

Jangan Hanya Racik Obat, Apoteker Didorong Mahir Gagas Penelitian

Jakarta, Gatra.com - Kualitas lulusan Apoteker Indonesia harus diakui masih tertinggal dari negara-negara dunia lainnya. Sehingga, sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk kembali memperhatikan dunia pendidikan dan kesehatan tanah air, khususnya dalam bidang apoteker.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Jakarta, Rudyono Darsono mengatakan, Apoteker di tanah air masih diposisikan sekadar sebagai tukang racik obat dan pesuruh dokter. Padahal jika berkaca pada profesi apoteker di negara-negara lain, mereka sudah memiliki kemamoyan analisa dan tak canggung untuk melakukan penelitian.

"Sehingga, kemampuan itu dapat menjaga reputasi, harkat, dan martabat apoteker. Tidak sekadar, mengatakan bahwa dia seorang apoteker," ujar Rudyono saat ditemui dalam kegiatan wisuda Universitas 17 Agustus 1945 di Jakarta, Kamis (18/1).

Menurut Rudyono, pemerintah harus bisa mengevaluasi upaya-upaya yang menjadi ganjalan dari pemunculan apoteker berkualitas. Padahal jika berkaca dari regulasi perundang-undangan yang hadir, seperti UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan beleid lainnya, sejatinya sudah termaktub aturan main dan strategi yang dibutuhkan untuk mendorong terwujudnya cita-cita tersebut.

Namun yang ia sesalkan, belum hadirnya kemauan pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan amanat dari beleid dalam berupaya mencetak apoteker yang unggul. Dalam hal ini, Kementerian Kesehatan dan Kemendikbudristek diminta harus bisa menggosok sebuah strategi yang dapat jadi penghela kemajuan lulusan dan profesi apoteker.

"Jangan ragu jalankan upaya agar lulusan apoteker itu sesuai dengan harapannya. Karena aturannya semua sudah jelas, undang-undangnya pun sudah bagus," beber dia.

Upaya agar para lulusan apoteker memiliki kemampuan yang unggul pun menjadi pendekatan yang selama ini dikedepankan oleh Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. Rudyono menuturkan, bahwa pihaknya menitikberatkan betul para apoteker yang menjadi lulusan untuk tidak sekadar meluluskan apotekar yang cuma meracik obat, tapi juga menjadi apoteker yang mampu melakukan penelitian yang dibutuhkan sebagai sumbangsih kepada masyarakat dan dunia kesehatan tanah air.

Hal itu pula yang ia pesankan kepada 322 mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker yang hari ini (18/1) telah diambil sumpah sebagai Apoteker. Apalagi selama menjalani perkuliahan, sambung Rudyono, yayasan telah menyiapkan sejumlah anggaran dan fasilitas khusus seperti laboratorium untuk memastikan bahwa apoteker yang nantinya lulus, sudah tak asing lagi dengan dunia penelitian dan pengabdian masyarakat.

"Agar jangan hanya mengembangkan dirinya supaya dia hanya bertitel sarjana. Kita ingin dia bisa mengadaptasi kepentingan-kepentingan industri dan kepentingan masyarakat. Itu cita-citanya," kata Rudyono menandaskan.

84