Purworejo, Gatra.com - Dunia pendidikan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tercoreng akibat ulah oknum pendidiknya yang keji. Seorang guru agama di SMA di Kecamatan Grabag dipergoki warga diduga sedang mesum dengan muridnya berinisial GA yang saat itu disebut masih berusia 17 tahun.
Peristiwa tersebut terjadi pertengahan Bulan Desember 2023 lalu di Obyek Wisata (Obwis) Pantai Jetis, Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag. Namun hingga kini, oknum guru agama berinisial IB (46) tersebut belum memperoleh sanksi.
Kepala Sekolah tempat IB mengajar, M Kuntoaji, saat ditemui di kantornya mengaku baru mengetahui peristiwa itu awal Januari 2024. "Diduga kejadiannya 13 desember 2023, saya tidak dikasih tahu. Sudah masuk sekolah baru tahu. Ada wali murid kirim WA ke saya memberi tahu kejadian. Terus ada WA dari orang yang ada di lokasi kejadian. Guru IB sedang berduaan dengan mantan muridnya, GA yang lulus dari SMA sini tahun 2023," jelas Kuntoaji, Rabu (17/1).
Kunto pun telah mengirim 2 orang guru untuk datang ke Pantai Jetis dan menanyai orang yang menangkap basah IB yang berstatus PNS dan GA. Kepala sekolah juga telah memanggil dan menanyai IB juga isterinya (guru salah satu SMAN di Purworejo kota) dalam waktu berbeda.
"Saya klarifikasi IB disaksikan oleh KTU, para wakil kepala sekolah dan Ketua Komite Sekolah serta Dewan Guru sekolah. Guru tersbeut menyangkal ada hubungan asmara dengan anak GA. Isterinya juga menyangkal, katanya keduanya hanya membahas mengenai pendaftaran pegawai. Bahkan isterinya mengatakan itu hanya salah paham dan sudah dia selesaikan," terang Kunto.
Meski demikian, Kunto secara resmi telah mengirimkan surat ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jateng di Magelang untuk meminta petunjuk langkah yang harus diambil. "Kami tidak memiliki kewenangan di bidang kepegawiaan, keuangan dan aset. Jadi kami telah bersurat ke Cabdin Magelang Kamis (11/1) lalu. Dalam surat juga kami sampaikan bahwa Ketua Komite Sekolah menginginkan agar oknum guru IB dimutasi dari sekolah kami," terang Kunto.
Keterangan berbeda diberikan oleh Poniran alias Cepon (56), petambak udang yang menangkap basah IB dan GA. "Sebenarnya bukan hanya saya yang pernah ngonangi (melihat) IB dan GA mesum. Kejadian sudah 3x, lokasinya di warung kosong kolam renang milik kakak saya. Biasanya mereka (IB dan GA) duduk di lincak (kursi panjang terbuat dari bambu). Tiga kali kejadian itu pasti tiap Hari Rabu, jam 08.30 WIB biasa kan lokasi sepi," tutur Cepon.
Kejadian pertama (29/11) dan kedua (6/12) menurut Cepon, dilihat oleh temannya sesama petambak udang bernama Berut. "Kebetulan saya di sini menjadi yang 'dituakan', kalau ada permasalahan saya yang diminta oleh teman-teman untuk menyelesaikan. Saya sendiri ngonangi, awalnya sudah saya beri peringatan. Saya bilang 'maaf kalau mau mesum jangan di rumah (daerah) orang'. Eee..dia (IB) malah marah dan langsung pergi," ujarnya.
Seolah tak kapok, Hari Rabu berikutnya (13/12) mereka datang lagi. "Yang tahu teman saya Pak Berut, kemudian bilang ke saya. Saya curiga, saya intip, naik ke atas (gumukan pasir Pantai Jetis), mereka kelakuannya sudah seperti suami isteri, si cewek menciumi barangnya si laki-laki. IB duduk di lincak, sedang ceweknya bersimpuh posisinya. Mau saya video tapi GA tiba-tiba sadar kalau ada saya, dia kabur," kata Cepon.
Pada peristiwa kedua, menurut Cepon, Pak Berut melihat GA sedang dipangku oleh IB. "Kejadian kedua, saat ketahuan Pak Berut kayaknya sudah 'main'. GA dipangku oleh si guru, roknya kan lebar jadi untuk menutupi. Saya sudah lapor Pak Jarwo (guru pada sekolah yang sama dengan IB) tapi tidak ada tindak lanjut," ungkap Cepon.
Kesal dengan kelakuan oknum guru agama itu, Cepon pun menjemput IB di sekolahnya dan dibawa ke lokasi. Sesampai di lokasi, IB pun diinterogasi warga dan mengakui salah. Bahkan dia juga berjanji akan mengeraskan (memperbaiki ) jalan dari pintu masuk hingga kolam renang memakai sirtu.
"Tapi kemudian orang tua GA datang memohon-mohon agar IB jangan memperbaiki jalan. Alasannya, karena orang tua GA kan jualan di Pantai Jetis dan tiap hari lewat. Katanya kalau dikeraskan dia jalan selalu ingat jalan itu bagus karena perbuatan anaknya. Sampai sekarag jalannya ya tidak jadi dikeraskan (perbaiki)," kata Cepon.
Pria asal Desa Ketawang, Kecamatan Grabag ini juga mengaku sempat ditelepon oleh orang tua IB. "Katanya orang tua IB pensiunan Jaksa. Saat telepon, dia mengancam saya akan menuntut saya (karena menangkap basah IB). Saya persilakan, tidak takut. Kalau tuntutan saya, dia harus dikantorkan (job kantor bukan mengajar) karena berbahaya bagi siswi-siswinya. Banyak yang bilang dia (IB) itu suka nyiwel (mencubit halus) pipi siswi. Kalau dia dipindah dan masih mengajar, sampai mana pun akan saya kejar. Supaya tidak ada korban-korban lain," tegas Cepon.
Saat di mobil menuju Pantai Jetis bersama Cepon, IB mengaku sudah tiga siswinya yang menjadi korban, semuanya sekarang sudah lulus. IB, menurut Cepon, juga mengaku berpacaran dengan GA sejak gadis cantik itu duduk di kelas XI naik kelas XII, sudah 2 tahun mereka menjalin kasih terlarang.