Davos, Gatra.com - Houthi dan Yaman menjadi hot spot baru dalam pusaran konflik di Timur Tengah. Aksinya di Laut Merah memaksa kapal-kapal niaga merubah rutenya menghindari koridor penting bagi perdaganan global Asia-Eropa itu. Kapal-kapal kontainer raksasa kini memutar melewati Tanjung Harapan di ujung Afrika Selatan. Semakin jauh, semakin mahal, semakin lama.
Minyak, gas alam, biji-bijian, dan segala sesuatu mulai dari mainan hingga barang elektronik biasanya melewati jalur laut yang memisahkan Afrika dan Semenanjung Arab dalam perjalanan menuju Terusan Suez. Sekitar 12% perdagangan dunia melewati rute ini.
Beberapa perusahaan pelayaran peti kemas terbesar di dunia dan perusahaan minyak raksasa BP telah mengirimkan kapal-kapal mereka dalam perjalanan yang lebih jauh di sekitar Afrika yang melewati Laut Merah. Hal ini menambah waktu pelayaran selama seminggu hingga dua minggu dan meningkatkan biaya pengiriman, bahan bakar, dan lainnya.
Ongkos Logistik Membengkak
Setidaknya 90% dari kapal kontainer yang selama ini melewati Terusan Suez sekarang mengalihkan rute di sekitar ujung Afrika, kata Simon Heaney, manajer senior penelitian kontainer untuk Drewry, sebuah konsultan penelitian maritim.
Biaya pengiriman kontainer standar berukuran 40 kaki dari Cina ke Eropa utara telah melonjak dari $1.500 menjadi $4.000, menurut Kiel Institute for the World Economy di Jerman. Namun, angka tersebut masih jauh dari $14.000 yang terlihat selama pandemi.
Penundaan ini berkontribusi pada penurunan 1,3% dalam perdagangan dunia pada bulan Desember, yang mencerminkan barang-barang yang tertahan di kapal daripada dibongkar di pelabuhan.
"Akan ada kejutan awal dan mungkin akan ada kekurangan awal suku cadang yang berpotensi memperlambat produksi," kata Heaney seperti dilaporkan AP.
Tekanan Inflasi
Dua pimpinan grup perbankan internasional yang menghadiri World Economic Forum (WEF) di Davos mengatakan secara pribadi bahwa mereka khawatir krisis ini dapat menyebabkan tekanan inflasi yang pada akhirnya dapat menunda atau membalikkan penurunan suku bunga dan membahayakan harapan akan terjadinya soft landing pada perekonomian Amerika Serikat (AS).
Direktur Keuangan perusahaan logistik yang berbasis di Dubai, DP World, Yuvraj Narayan, mengatakan bahwa ia memperkirakan gangguan akan menghantam impor Eropa.
"Biaya barang ke Eropa dari Asia akan jauh lebih tinggi," kata Narayan kepada Reuters pada pertemuan tahunan WEF di Davos. "Konsumen Eropa akan merasakan dampaknya. Ini akan memukul negara maju lebih dari yang akan menimpa negara berkembang."
Premi asuransi risiko perang untuk pengiriman melalui Laut Merah meningkat, sumber-sumber dari industri asuransi mengatakan pada hari Selasa.
Pabrik Mulai Tutup
Di Spanyol, empat pabrik milik produsen ban Prancis Michelin berencana untuk menghentikan produksi lagi akhir pekan ini, sebuah tanda lebih lanjut dari dampak penundaan pengiriman bahan baku.
Jumat lalu produsen mobil listrik Tesla mengumumkan rencana penutupan pabriknya di pinggiran Berlin dari 29 Januari hingga 11 Februari 2024 karena penundaan dalam rantai pasokan.
Ujungnya yang menerima dampak dari konflik ini adalah keluarga yang harus belanja lebih mahal dari biasanya karena ongkos logistik yang membengkak.