Home Internasional Wartawan Perang Al Jazeera Wael al-Dahdouh Tinggalkan Gaza Menuju Qatar

Wartawan Perang Al Jazeera Wael al-Dahdouh Tinggalkan Gaza Menuju Qatar

Doha, Gatra.com - Kepala biro Al Jazeera di Gaza, Wael al-Dahdouh meninggalkan wilayah Palestina untuk menjalani perawatan medis pada hari Selasa, setelah serangan Israel menewaskan istrinya, beberapa anak dan seorang rekannya. 

Dikutip AFP, Selasa (16/1), suasana hati Dahdouh yang berduka atas keluarganya dan melarikan diri dengan berjalan kaki dari Kota Gaza, telah disiarkan secara global selama berminggu-minggu, sejak perang meletus antara militan Hamas dan Israel pada 7 Oktober.

Berbicara kepada seorang jurnalis AFP di Gaza selatan, wartawan perang senior berusia 53 tahun itu mengatakan dia telah melintasi pos perbatasan Rafah di Mesir.

Dahdouh mengatakan dia akan melanjutkan perjalanan ke Qatar, di mana dia akan menjalani operasi untuk luka yang dideritanya akibat serangan Israel bulan lalu, yang menewaskan juru kamera jaringan yang berbasis di Qatar, Samer Abu Daqqa dan beberapa orang lainnya.

Istrinya, dua anak mereka dan seorang cucunya tewas dalam pemboman bulan Oktober di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, sementara putra sulungnya tewas dalam serangan bulan ini yang menargetkan sebuah mobil di Rafah.

“Dahdouh memasuki Mesir bersama seorang kerabatnya pada Selasa, setelah empat anaknya menyeberang pekan lalu,” kata sumber kepada AFP.

Khaled Elbalshy, ketua persatuan jurnalis Mesir, mengatakan organisasi tersebut telah berbicara dengan Dahdouh setelah dia meninggalkan Gaza.

“Persatuan jurnalis berterima kasih kepada semua lembaga negara Mesir dan mereka yang berupaya membantu kasus Wael Dahdouh, dan merawat warga Palestina yang terluka,” tulis Elbalshy di Facebook.

Setidaknya 82 jurnalis telah terbunuh selama perang tersebut , 75 di antaranya di Gaza, menurut penghitungan dari Komite Perlindungan Jurnalis.

Setidaknya 24.285 warga Palestina, lebih dari 70 persen di antaranya perempuan, anak-anak dan remaja, telah terbunuh di Jalur Gaza akibat pemboman dan serangan darat Israel sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan pemerintah Hamas.

160