Sana’a, Gatra.com - Milisi Houthi Yaman yang didukung Iran menyerang kapal cargo kering ‘Gibraltar Eagle’ yang dimiliki dan dioperasikan Amerika Serikat (AS) dengan rudal balistik anti-kapal, pada Senin (15/1).
Al-arabiya, Senin melaporkan, Komando Pusat AS menyebut kejadian itu tidak ada laporan korban cedera atau kerusakan signifikan.
Kelompok Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
“Houthi melakukan operasi militer yang menargetkan kapal Amerika,” kata juru bicara militer Houthi Yahya Saree, seraya menambahkan sejumlah rudal angkatan laut yang sesuai telah digunakan.
Operator kapal yang berbasis di AS, Eagle Bulk Shipping, mengatakan bahwa kapal tersebut terkena “proyektil tak dikenal” saat berlayar 100 mil di lepas pantai Teluk Aden, dan mengalami kerusakan ringan pada ruang kargonya, meski tidak ada pelaut yang terluka.
“Akibat benturan tersebut, kapal tersebut mengalami kerusakan ringan pada ruang kargo namun stabil dan sedang menuju keluar dari area tersebut,” kata Eagle Bulk dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa kapal tersebut membawa muatan produk baja.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar pantai Laut Merah Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial di wilayah tersebut yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel. Mereka menyebut tindakan itu bertujuan untuk mendukung Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
Pasukan AS dan Inggris merespons pekan lalu dengan melakukan puluhan serangan udara dan laut terhadap sasaran Houthi di Yaman.
Sebelumnya pada hari yang sama, perusahaan Keamanan Maritim Inggris, Ambrey, mengatakan bahwa kapal curah milik AS berbendera Kepulauan Marshall, dilaporkan juga terkena rudal saat transit di dekat pelabuhan Aden di Yaman.
Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) mengatakan sebuah kapal terkena rudal dari atas 95 mil laut tenggara Aden, tanpa mengidentifikasi kapal tersebut.
Ambrey mengatakan tiga rudal dilaporkan diluncurkan oleh Houthi, dua tidak mencapai laut dan yang ketiga menghantam kapal cargo.
Ambrey menambahkan bahwa dampak tersebut dilaporkan menyebabkan kebakaran di ruang tunggu, namun kapal curah tersebut tetap layak berlayar dan tidak ada korban.
Kapal tersebut dianggap tidak berafiliasi dengan Israel, menurut Ambrey, yang juga menilai serangan tersebut menyasar kepentingan AS sebagai respons terhadap serangan baru-baru ini terhadap posisi militer Houthi.
Serangan terbaru ini menunjukkan bahwa meskipun ada serangan dari AS, kelompok Houthi tampaknya tidak terpengaruh.
Pada Senin malam, ledakan terdengar di dekat bandara Hodeidah Yaman, lapor warga. Namun Hodeidah terletak agak jauh dari Aden, dan belum jelas apa penyebab ledakan tersebut.
Kelompok Houthi, yang menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah barat dan utara Yaman, telah bersumpah untuk melanjutkan serangan di Laut Merah sejak serangan Amerika dan Inggris.
Pemimpin kelompok tersebut, Abdel-Malek al-Houthi, mengatakan pada hari Kamis dalam pidatonya di televisi bahwa setiap serangan AS terhadap Yaman tidak akan terjadi tanpa tanggapan.
Militer AS mengatakan pada hari Minggu bahwa jet tempur AS menembak jatuh rudal jelajah anti-kapal yang ditembakkan Houthi ke arah USS Laboon di Laut Merah bagian selatan.