Jakarta, Gatra.com - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menegaskan, terduga pelaku yang ancam akan menembak Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, yang siang tadi diamankan oleh tim gabungan Bareskrim Polri dan Polda Jatim, tidak punya hubungan dengan kubu Prabowo-Gibran.
Wakil Ketua TKN, Habiburokhman mengapresiasi langkah cepat Polri untuk mengamankan pelaku. Namun, ia menegaskan, berdasarkan hasil investigasi internal TKN, terduga pelaku yang berinisial AWK (23 tahun) ini tidak berhubungan sama sekali dengan tim Prabowo-Gibran.
“Kami sudah cek, akun ini tidak terafiliasi dengan kami. Bukan merupakan bagian dari kami. Kami serukan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam bermedia sosial,” ucap Habiburokhman dalam konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jakarta, Sabtu (13/1).
Sebelumnya, terduga pelaku AWK, menggunakan akun Tiktok @calonistri71600 untuk mengirimkan ancaman kepada Anies. Foto profil yang tertera dalam akun tersebut adalah foto Prabowo Subianto.
Menanggapi hal ini, Habiburokhman meminta agar semua pihak, baik pendukung Prabowo-Gibran atau bukan, untuk tidak tersulut fitnah dan berita hoaks. Wakil Ketua TKN mengingatkan para simpatisan Prabowo-Gibran untuk tetap menunjukkan dukungan dengan cara yang elegan dan santun.
“Lebih baik kita fokus menyampaikan, menyebarluaskan gagasan, visi misi, dan program Pak Prabowo,” lanjut Habiburokhman.
Meski demikian, Wakil Ketua Komisi III DPR ini tidak menutup kemungkinan kalau terduga pelaku adalah simpatisan Prabowo-Gibran. Habiburokhman mengatakan, foto Prabowo bisa diambil oleh siapa saja melalui internet. Namun, ia mengatakan, hal yang sebaliknya juga bisa terjadi.
“Bisa saja orang ini tidak suka dengan Pak Prabowo. Berulah, seolah-olah mencantumkan foto Pak Prabowo. Kan bisa saja,” ucap Habiburokhman.
Ia menegaskan, secara hukum, TKN Prabowo-Gibran tidak bertanggung jawab atas tindakan AWK. Habiburokhman mengatakan, hal ini berlaku meskipun, misalnya, pelaku terbukti merupakan pendukung fanatik Prabowo.
“Berekspresi yang salah, berlebihan kan macam-macam. Ini negara hukum, yang melakukan kesalahan yang tidak bisa ditolerir hukum harus bertanggung jawab secara hukum,” tegas Habiburokhman..