Jakarta, Gatra.com – Ketua Umum (Ketum) DPN Peradi, Prof. Otto Hasibuan, mengatakan, pesan perayaan Natal Tahun 2023 Peradi adalah suka cita dan kedamaian itu harus selalu diimplementiskan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam Pemilu 2024 nanti.
“Kedamaian ini tidak hanya berakhir di tempat ini saja, tetapi hendaknya damai Natal itu selalu dibawa setiap hari, terutama juga ini mau pemilu biasanya banyak dinamika,” kata Otto usai acara Perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 DPN Peradi di Jakarta pada Jumat malam (12/1).
Peradi menyeru seluruh elemen bangsa, khususnya advokat untuk menggunakan haknya sesuai dengan ketentuan dan aturan perundang-undangan yang berlaku pada Pemilu 2024 nanti, baik pilpres dan pileg.
Adapun asas organisasi Peradi, lanjut Otto, adalah bebas dan mandiri atau independen. Konteks dalam Pemilu, sikap organisasi adalah netral, yakni tidak menyatakan maupun memberikan dukungan ?kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) dan calon legislatif (caleg).
Namun advokat sebagai individu dan warga negara , lanjut Otto, mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya, yakni untuk memilih pasangan capres-cawapres dan caleg. “Saya menyerukan kepada teman-teman advokat, silakan gunakan haknya sebagai warga negara. Mari berpolitik secukupnya, bersahabat selamanya,” kata dia.
Lebih lanjut Otto menyampaikan, bebas dan mandiri atau independen terkait sikap politik dalam pemilu hanya berlaku untuk organisasi advokat Peradi. Sedangkan makna bebas dan mandiri bagi advokat secara individu atau warga negara, bukan berarti tidak ?bisa memilih atau dipilih.
“Tidak berarti [advokat secara pribadi ini] tidak bisa memberikan dukungan kepada pasangan calon, itu enggak benar. Yang benar itu, advokat mempunyai hak untuk memberikan pendapatnya, dia behak dipilih dan memilih dan apapun pilihannya, silakan,” tandasnya.
Sesuai dengan pesan Natal 2023 Peradi, kata Otto, dalam berkontestasi pesta demokrasi lima tahunan ini harus penuh suka cita dan kedamaian. Perbedaan pilihan dan pandangan adalah hal biasa dan setiap warga negara harus menghargai dan menunjung-jungnya.
“Di tahun politik ini, dinamika yang terjadi setiap 5 tahun sekali, di sini masyarakat diuji kecintaannya kepada demokrasi, diuji kecintaannya pada NKRI,” katanya.
Menurut Otto, orang-orang yang mencintai demokrasi selalu mempertahankan kerukunan dan kesatuan sehingga tidak menghalalkan segala cara, misalnya menjelek-jelekan partai dan capres-cawapres tertentu karena ingin menang dan berkuasa.
“Uji saja paslonmu dan masing-masing orang menguji paslonnya, memolesnya dengan baik supaya dipilih orang,” katanya.
Sedangkan ketika ditanya harapan Peradi kepada capres-cawapres ?yang terpilih dalam Pemilu nanti, Otto mengatakan, bisa melanjutkan program yang baik dan memperbaiki yang kurang baik di seluruh bidang.
“Di bidang hukum supaya ditingkatan penegakannya, supaya masyarakat adil dan makmur itu bisa kita peroleh. Itu yang paling utama,” katanya.
Kemudian, presiden dan wapres terpilih harus lebih mengakui, mendorong, dan mendukung eksistensi profesi dan organisasi advokat demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan yang lebih baik karena bagaimanapun tidak mungkin peradilan bisa berjalan dengan baik kalau tanpa advokat.
“Pengadilan akan berhenti kalau advokatnya tidak ada. Masyarakat tidak akan mungkin mempunyai akses pada keadilan, access to justice kalau tidak ada advokat. Jadi pemerintah harus tetap juga memperhatikan peranan advokat dalam memastikan berjalannya hukum,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 DPN Peradi, Chrisman Damanik yang diwakili oleh Wakil Ketua Bontor Octavianus L. Tobing, menyampaikan, pada perayaan Natal bertajuk “Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi” ini, pihaknya juga berbagi kasih dengan anak-anak dari Panti Asuhan Yayasan Elsafan.
Menurutnya, sebagaimana kultur di Peradi, pelaksanaan Natal maupun acara keagamaan lainnya, pun para panitianya terdiri dari lintas agama sebagai wujud keberagaman dan toleransi.
“Bahkan paduan suara [Peradi] yang mengisi acara terdiri dari lintas agama. Kekompakan dan sikap toleransi ini benar-benar menjadi energi dan penyemangat untuk menyajikan acara Natal dengan sebaik-baiknya,” kata dia.
Adapun Pendeta Amperiyna Nguru, MTh., dalam khotbahnya menyampaikan, Natal ini harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga dalam menjalankan semua profesi, misalnya advokat.
Menurutnya, ini sesuai dengan pesan Bunda Maria Teresa Bojaxhiu atau lebih dikenal sebagai Bunda Teresa, yakni Natal itu terjadi tidak tergantung pada tanggal, namun di mana atau kapanpun kasih Allah itu berlangsung itulah Natal.
“Begitupun dengan pekerjaan advokat, Natal itu terjadi ketika kita berkarya bagi kemulyaan,” katanya.