Jakarta, Gatra.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto tak menampik bahwa banyak anak muda yang tidak mau menjadi petani. Menurutnya hal tersebut karena para petani di Indonesia kurang sejahtera.
“Kenapa berkurang petani? Karena anak-anak muda melihat bapaknya tidak untung, hidupnya susah,” kata Prabowo dalam acara dialog capres bersama Kadin di Jakarta, Jumat (12/1).
Prabowo juga mengungkapkan bahwa, salah satu faktor kenapa anak muda ogah bertani adalah nilai tukar petani yang saat ini masih dinilai sangat rendah. Hal tersebut membuat para anak petani kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.
Baca juga: Ganjar Janji Bakal Hapus Utang Macet Petani
Oleh karena itu, Prabowo mengusung program food estate menjadi salah satu strategi utamanya dalam meningkatkan produksi pangan dan mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.
“Kemudian salah satu strategi paling utama adalah food estate, lumbung padi yang sudah digagas oleh Pak Ibnu Sutowo dari tahun 70 jadi sudah hampir 50 tahun lalu, dan ini satu-satunya jalan,” jelasnya.
Menurut Prabowo, jika program food estate dijalankan dengan benar, hal itu akan membantu para petani lebih sejahtera dan membuat anak-anak muda mau bertani, seperti di negara Jerman.
Baca juga: Wamen BUMN Apresisasi Program Percepatan Swasembada Gula Nasional di PTPN I Regional 4
Penciptaan kesejahteraan para petani menurut Prabowo juga harus didukung dengan keberpihakan, di mana pengelolaan subsidi pupuk harus tepat sasaran.
“Saya pernah ke desa di Jerman, bau tai sapi, tapi mobilnya golf rumahnya bagus, sore-sore dia udah langsung ganti baju malam-malam dia dansa di disko, anak-anak muda mau jadi petani di Jerman. Kita harus bikin anak-anak muda jadi petani di Indonesia,” pungkasnya.