Jakarta, Gatra.com - Calon presiden (capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa, ia memiliki tiga cara jitu untuk membuat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia naik kelas. Hal tersebut ia katakan dalam acara dialog capres yang digelar oleh Kamar Dagang Indonesia (Kadin) pada Kamis (11/1).
Menurut Ganjar, hal yang pertama harus dilakukan untuk memajukan perekonomian Indonesia melalui pengembangan UMKM adalah memastikan para pelaku UMKM paham terhadap produk yang dijualnya.
“Yang pernama memastikan yang UMKM itu dia tahu apa yang dia kerjakan, atau tau produknya. It’s about product knowledge,” kata Ganjar, Kamis (11/1).
"Ketika pelaku UMKM mengerti terkait produk yang dia jual, maka yang akan dikakukan Pemerintah adalah memberikan pelatihan, memberikan fasilitas dan lainnya. Begitu dia tumbuh dia masuk ke berikutnya (cara kedua),” jelasnya.
Kemudian, strategi yang kedua yaitu memberikan akses modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mudah. Menurut Ganjar, saat ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia telah berhasil menurunkan bunga KUR dari 12% menjadi 7%.
Menurut Ganjar, saat itu, pelaku UMKM kesulitan dalam mengakses KUR karena bunga yang terlalu tinggi. Karena hal tersebut, ia memanggil salah satu perbankan untuk berkonsultasi mengenai besaran bunga KUR yang sesuai dan dapat mempermudah pelaku UMKM mendapatkan modal.
“Berapa suku bunga terendah yang ditentukan? (tanyanya kepada pihak perbankan) Bapak mau ekstrim 6 persen, kalau Bapak mau sedikit moderat 7 persen pak. Ok 7 persen laksanakan besok,” ungkap Ganjar.
“Kita bikin semacam KUR untuk kita sendiri (Jateng) 7 persen. Itulah yang menginspirasi KUR Nasional dari 12 persen turun ke 9 persen, pas diumumkan di 9 persen akhirnya turun di 7 persen akhirnya sekarang 6 persen (KUR Nasional),” imbuhnya.
Cara selanjutnya adalah melakukan pendampingan terhadap pelalu UMKM. Menurutnya, di Jateng ketika ia menjabat sebagai Gubernur Jateng, ia mendampingi langsung pelaku UMKM dalam memasarkan produknya.
“Begitu naik kelas kami bekerja sama dengan beberapa pengusaha, dan kita agak nekat saat itu. Kita nekat duta besar, duta besar kita teleponin satu-satu kita jualan,” jelasnya.