Jakarta, Gatra.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan alasan Indonesia masih kesulitan untuk melakukan ekspor ikan laut ke luar negeri khususnya Eropa. Menurutnya, hal tersebut disebabkan ada kesalahan dari cara nelayan Indonesia dalam menangkap ikan.
“(Indonesia) satu-atunya negara yang masih menangkap ikan dengan cara yang bar-bar disebutnya. Kita itu Pak Menko satu ekor pun ikan kita tidak ada yang bisa diekspor ke Eropa,” kata Trenggono dalam acara seminar bertajuk Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut, Jakarta, Rabu (10/1).
Dalam kesempatan itu, Trenggono mengungkapkan bahwa, penangkapan ikan Indonesia memiliki potensi penangkapan ikan sebesar 12,5 juta ton setiap tahunya. Namun, sayangnya nelayan Indonesia masih melakukan cara tradisional dalam menangkap ikan, sehingga tidak ada ikan yang berhasil masuk ke pasar Eropa.
“Jadi saya ketemu sama temen-temen di Eropa dikatakan bahwa ikan dari Indonesia kenapa? Karena Indonesia cara nangkepnya masih bar-bar, masih tradisional, nah selalu ini lah hasilnya PP 11/2023 tentang penangkapan ikan secara terukur yang berbasis pada kuota,” ujarnya.
Lewat hadirnya PP tersebut, nelayan di Indonesia tidak boleh sembarangan lagi dalam menangkap ikan. “Ke depan menangkap ikan seperti sekarang ini enggak bisa lagi, nanti menangkapnya dengan cara yang lebih beradab,” jelasnya.
Trenggono berharap Indonesia ke depan menjadi negara budidaya ikan terbesar di dunia. Sebab Indonesia merupakan negara kelautan.
"Indonesia namanya negara kelautan terus terang budidaya kita belum ada, kita masih tergantung pakan 100 persen kita masih impor. Jadi kita hanya bisa membudidayakan tapi cara membudidayakan masih dengan cara-cara tradisional," jelasnya.
"Harapanya dalam 5 tahun ke depan ini Indonesia akan menjadi champion di sektor ini," pungkasnya.