Home Nasional Tanggapi Kenaikan Anggaran Pertahanan, Ekonom Muhammadiyah: Tidak Arif

Tanggapi Kenaikan Anggaran Pertahanan, Ekonom Muhammadiyah: Tidak Arif

Jakarta, Gatra.com - Ekonom Muhammadiyah, Mukhaer Pakkanna, menanggapi kenaikan anggaran untuk Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang sangat besar.

Padahal notabenenya, anggaran Kemhan di bawah pimpinan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menjadi salah satu yang terbesar mendapat alokasi anggaran dari APBN 2024 yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo.

"Tidaklah arif jika mitigasi kebijakannya adalah jor-joran dalam peningkatkan anggaran infrastruktur dan pertahanan dan keamanaan terutama anggaran penyediaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Ini kebijakan yang tidak sensistif," ujar Mukhaer dalam keterangannya, Jumat (5/1).

Mukhaer menyebut, anggaran infrastruktur terutama untuk pembangunan jalan tol harus dimoratorium terlebih dahulu. Apalagi, anggaran untuk sektor tersebut, diakui Mukhaer, sudah super jumbo dibanding anggaran untuk pendidikan dan kesejahteraan rakyat.

"Kalaupun anggaran infrastruktur mau dilanjutkan, maka infrastruktur aliran sungai dan danau, pelabuhan laut, bendungan atau pengairan tetap lanjut dengan selektif. Karena menyangkut nasib ekonomi rakyat, terutama kaitan ketahanan pangan," tutur dia.

Di sisi lain, pria yang juga Ketua Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perguruan Tinggi Muhammadiyah (AFEB-PTM), ini menyayangkan mengapa anggaran alutsista naik drastis.

Peningkatan anggaran ini pun dikhawatirkan akan menjadi anggaran yang tersandera pada conflict of interest pada kandidat pasangan calon Presiden dan Cawapres tertentu. Jika kedua mata anggaran itu didongrak, apalagi jika menggunakan kekuatan utang luar negeri, ia kira kebijakan itu tidak elok.

Mestinya, sambung dia, anggaran harus lebih banyak diprioritas pada upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat, pemerataan dan keadilan sosila. Tentu itu relevan dengan tujuan bangsa termaktub dalam konstitusi kita.

Karena itu, Mukhaer menambahkan, di tengah ketidakpastian ekonomi dunia akibat krisis pangan, migas, Konflik geo-ekonomi-politik dan tergerusnya daya beli masyarakat dunia yang berdampak anjloknya harga-harga ekspor komoditas Indonesia, sudah pasti multiplier effect-nya terasa di Tanah Air.

"Pasti tingkat kemiskinan dan pengangguran bakal meroket," ujar Mukhaer.

28