Jakarta, Gatra.com - Partai Buruh mengumumkan hasil survei internalnya yang dilakukan oleh Risetindo Barometer sepanjang November-Desember 2023. Dari survei tersebut, dinyatakan bahwa Partai Buruh berpeluang besar lolos ambang batas parlemen.
Direktur Utama Risetindo Barometer, Asep Saepudin mengatakan bahwa survei internal Partai Buruh mengambil sample sebanyak 2.400 responden di 38 provinsi dan mewakili 393 Kabupaten atau Kota.
"Partai Buruh hampir bisa dipastikan Partai Buruh lolos Parlementary Threshold dengan elektabilitas Partai Buruh sebesar 4,778% Dari Pemilih Buruh dan Keluarganya." ujar Asep dalam konferensi pers Partai Buruh di Jakarta, Rabu (3/1).
Adapun elektabilitas Partai Buruh terhadap suara sah nasional atau pemilih buruh tanpa keluarga sebesar 3,41%.
Asep menjelaskan, dominasi kelompok pekerja atau buruh memilih Partai Buruh, dilandasi akan harapan besar terhadap Partai Buruh dalam memperjuangkan aspirasinya. Misalnya, soal upah yang layak, lapangan pekerjaan, dan uang pesangon yang layak.
Selain itu, Partai Buruh juga dianggap konsisten memperjuangkan penghapusan outsourching, memperjuangkan jaminan sosial, penolakan sistem karyawan kontrak, hingga menjaga stabilitas harga barang.
"Buruh atau pekerja mengungkapkan Partai Buruh adalah partai yang paling keras menolak UU Cipta Kerja Omnibus Law dengan perolehan angka 57,3 persen. Dan partai yang paling peduli memperjuangkan nasib kaum buruh, petani dan masyarakat kecil sebesar 65,7 persen," katanya.
Selanjutnya, survei membuktikan, buruh atau pekerja merasa puas terhadap peran serikat buruh dan petani yang merupakan pendiri Partai Buruh dalam memperjuangkan hak mereka. Menariknya, sebanyak 90,7 persen responden menggantungkan harapan terhadap caleg dari Partai Buruh.
“Mereka setuju bahwa buruh atau pekerja harus memilih caleg dari Partai Buruh,” katanya.
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyambut baik hasil survei internal ini. Bahkan, hasil ini mematahkan beragam survei yang menempatkan partainya dengan elektabilitas nol persen. Pendapatnya, survei yang beredar itu tidak proporsional dalam menempatkan kelompok buruh untuk dijadikan responden.
Dengan hasil survei ini, Said meyakini kehadiran partainya di Pemilu 2024 akan memunculkan turbulensi politik. Fenomena partai baru yang bisa langsung masuk parlemen.
"Buruh formal itu jumlahnya 8 jutaan. Ini yang tidak terpotret. Ini akan menjadi kejutan karena lembaga survei itu tidak melihat kekuatan buruh yang berserikat," katanya.
Said menyebutkan kejutan dari kaum buruh ini sempat terjadi di Pemilu Spanyol dan Brasil. Partai Buruh di kedua negara ini selalui dirilis lembaga survei meraih nol persen. Namun, bisa masuk ke parlemen karena lembaga survei tidak menghitung kekuatan buruh formal dan kelompok kiri.
"Insyaallah akan terjadi turbulensi politik, partai orang kecil lolos ke DPR," ujar Said Iqbal.