London, Gatra.com - Qatar, negara yang dikenal sebagai eksportir energi utama dunia, bukan lagi menjadi pengekspor gas alam cair (Liquid Natural Gas/LNG) terbesar dunia.

Data yang dikumpulkan Reuter dari pelacakan kapal tanker dan data pemerintah, menunjukkan Amerika Serikat muncul sebagai eksportir LNG terbesar di dunia untuk pasar global pada tahun 2023. Australia berada di posisi kedua, sementara Qatar, yang berada di peringkat pertama pada tahun 2022, mengalami penurunan produksi sebesar 1,9% dan merosot ke posisi ketiga.

Menurut laporan tersebut, ekspor LNG AS mencapai rekor bulanan dan tahunan bulan lalu, dengan negara tersebut mengekspor 8,6 juta metrik ton pada bulan Desember saja menjadi total 88,9 juta metrik ton pada tahun 2023, naik 14,7% dibandingkan dengan tahun 2022.

Menurut data pemerintah AS, Eropa tetap menjadi tujuan utama ekspor LNG AS bulan lalu, menyumbang 5,43 juta metrik ton, atau lebih dari 60% dari keseluruhan pengiriman. Hampir 70% ekspor LNG AS ditujukan ke wilayah tersebut pada bulan November. Uni Eropa secara signifikan meningkatkan impor LNG-nya tahun lalu, menyusul penurunan aliran gas pipa dari Rusia, yang dulunya merupakan pemasok utamanya. Hal ini terjadi di tengah sanksi terkait Ukraina terhadap Moskow dan sabotase jaringan pipa Nord Stream Rusia pada tahun 2022, yang membuatnya tidak dapat dioperasikan.

Para analis mengaitkan peningkatan pengiriman dengan dimulainya kembali LNG Freeport di Texas, yang produksinya sempat terhenti selama beberapa bulan setelah kebakaran pada Juni 2022. Kembalinya fasilitas ini ke layanan penuh dilaporkan menambah 6 juta metrik ton pada keseluruhan produksi. Faktor lain, menurut para ahli yang berbicara dengan Reuters, adalah peningkatan produksi di kilang LNG lainnya. Misalnya, fasilitas Calcasieu Pass milik Venture Global LNG meningkatkan produksi sebesar 3 juta metrik ton year-on-year pada tahun 2023.