Gaza, Gatra.com - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyesalkan serangan terhadap markas besar Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza, dan mencapnya sebagai tindakan yang “tidak masuk akal”.
Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kesehatan tidak boleh menjadi target selama konflik, dan warga Gaza sedang menghadapi “bencana kemanusiaan yang mengerikan.”
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengatakan bahwa Israel dua kali menyerang markas besarnya di kota selatan Khan Younis, yang mengakibatkan lima korban jiwa dan tiga luka-luka, di antara para pengungsi yang mencari perlindungan di sana dan di rumah sakit terdekat.
“Saya menyesalkan serangan hari ini terhadap rumah sakit Al-Amal yang dikelola PRCS,” kata Tedros di X, sebelumnya Twitter, dikutip AFP, Selasa (2/1).
Dia mengatakan staf WHO dan rekan-rekannya dari badan kemanusiaan PBB OCHA melakukan misi ke fasilitas tersebut pada hari Selasa, di mana mereka menyaksikan kerusakan parah dan pengungsian warga sipil.
Tedros mengklaim ada 14.000 orang yang berlindung di rumah sakit tersebut.
“Banyak dari mereka kini telah pergi, dan mereka yang tersisa sangat khawatir akan keselamatan mereka dan berencana meninggalkan tempat mereka berlindung,” kata kepala badan kesehatan PBB tersebut.
“Rumah sakit, ambulans, petugas kesehatan, dan orang-orang yang mencari perawatan harus dilindungi, setiap saat, berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” katanya.
“Pemboman yang terjadi hari ini sungguh tidak masuk akal. Sistem kesehatan di Gaza sudah terpuruk, pekerja kesehatan dan bantuan terus-menerus terhambat dalam upaya menyelamatkan nyawa akibat permusuhan,” katanya
Kondisi yang tak terucapkan
Dia mengulangi seruannya untuk segera melakukan gencatan senjata, bersamaan dengan tindakan mendesak untuk menyediakan makanan, pasokan medis, dan air bagi warga sipil Gaza, yang terpaksa hidup dalam kondisi kelaparan, penyebaran penyakit, dan kurangnya kebersihan dan sanitasi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Tedros menambahkan bahwa hanya sebagian kecil, warga Gaza yang membutuhkan evakuasi medis yang dibawa keluar dari wilayah Palestina.
“Hal ini tidak dapat diterima mengingat bencana kemanusiaan mengerikan yang telah terjadi selama tiga bulan,” kata mantan menteri kesehatan Ethiopia tersebut.
Israel terus melakukan pemboman tanpa henti dan serangan darat yang telah menewaskan sedikitnya 22.185 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza.