Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi untuk menjadi destinasi wisata unggulan di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kawasan wisata wakatobi telah ditetapkan sebagai salah satu KSPN Prioritas atau 10 “Bali Baru” yang dikembangkan Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 guna meningkatkan devisa dan investasi dari sektor pariwisata.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan sampah, sanitasi, dan perbaikan hunian masyarakat melalui sebuah rencana induk pembangunan infrastruktur.
"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi. Itu yang harus kita jaga betul,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi pada Minggu (31/12).
Sebagai upaya mendukung pengembangan KSPN Wakatobi, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya sejak 25 Oktober 2022 hingga 26 November 2023 melalui dana loan Bank Dunia telah menyiapkan dana senilai Rp96 miliar yang difokuskan pada penataan 4 destinasi wisata, yakni Puncak Toliamba, Sombu Dive, Danau Kapota, dan Alun-alun Merdeka.
Puncak Toliamba menawarkan pemandangan indah pulau-pulau yang tersebar di sekitar kepulauan Wakatobi dari dataran Tinggi Toliamba yang berada di Desa Waginopo, Kecamatan Wangi – Wangi, Kabupaten Wakatobi. Penataan Puncak Toliamba meliputi pembangunan jalan akses, instalasi fasilitas umum, penataan kios UMKM, kafe, area plaza (ruang terbuka) dan pengelolaan lansekap.
Selanjutnya penataan pantai Sombu Dive yang dikenal dengan keindahan bawah laut sebagai salah satu spot wisata menyelam yang berada di Desa Sombu, Kecamatan Wangi-Wangi. Dukungan infrastruktur dikerjakan Kementerian PUPR berupa pembangunan fasilitas pendukung wisata, seperti dermaga, training pool, restoran, kios souvenir, ruang pameran dan area plaza (ruang terbuka).
Kemudian penataan Danau Kapota atau dikenal dengan Danau Tailaronto’oge yang letaknya tidak jauh dari garis pantai atau sekitar 400 meter. Kawasan Danau Kapota menyuguhkan wisata edukasi dengan dikelilingi pohon mangrove. Dukungan sarana dan prasarana diantaranya pembuatan area ticketing, jalur pejalan kaki, gazebo, dan menara pandang.
Terakhir, penataan Alun-alun Merdeka yang didesain sebagai pusat kegiatan masyarakat dengan ruang terbuka untuk berbagai acara. Kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas panggung terbuka, ruma lawa, kios kuliner lokal, dan penataan lansekap serta pedestarian selebar 6 meter.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Diana Kusumastuti, mengatakan dukungan terhadap pengelolaan infrastruktur oleh seluruh pihak menjadi tahapan yang sangat penting dari pembangunan infrastruktur KSPN wakatobi. “Harapannya infrastruktur yang sudah dibangun ini dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dengan dukungan pengawasan dan pemeliharaan dari pemerintah daerah. Hal ini adalah wujud nyata dari upaya kita dalam menjaga keberlanjutan lingkungan, budaya, dan pariwisata.” kata Diana.
Selain 4 destinasi wisata tersebut, Kementerian PUPR juga telah mempersiapkan penataan KSPN Wakatobi Tahap II yang dipusatkan pada pembangunan infrastruktur Waterfront Marina dan Keraton Liya. Kegiatan penataan kawasan wisata ini merupakan kombinasi antara pariwisata modern dan pelestarian sejarah.