Home Ekonomi Temuan Gas Bumi Raksasa, SKK Migas Lakukan Percepatan Proses Produksi

Temuan Gas Bumi Raksasa, SKK Migas Lakukan Percepatan Proses Produksi

Jakarta, Gatra.com- Dua sumber gas besar atau giant discovery, yakni di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatera ditemukan tahun ini. Hal itu membawa harapan besar pada gas sebagai energi andalan masa depan Indonesia.

Namun, diperlukan percepatan proses agar temuan tersebut dapat segera dioptimalkan. Perlh upaya optimal untuk mendukung hasil temuan tersebut.

“Mayoritas investor migas yang hendak melakukan ekplorasi akan memilih wilayah kerja yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan,” ujar Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/12).

Seperti diketahui, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 TCF (trillion cubic feet).

Baca juga: Industri Hulu Migas Indonesia Butuh Insinyur Handal dan Siap Pakai

Temuan gas jumbo ini berasal dari sumur Eksplorasi Layaran-1. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara. Wilayah Kerja South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

Sebelumnya ENI, perusahaan migas asal Italia, juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. Wilayah Kerja migas ini berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.

Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali (kiri) bersama Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara. (GATRA/Dok SKK Migas)

Benny berharap dengan temuan ini, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan. Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business).

“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik, artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” ujar dia.

Setelah penemuan ini, Benny mengharapkan, adanya percepatan proses menuju onstream. Ia menargetkan, jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream. “Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD) dan di 2028-2029 sudah onstream,” kata dia.

Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali mengatakan, penemuan ini merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam mendukung target produksi Indonesia tahun 2030, yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari. “Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi tahun 2030." ujar dia.

Ia mengatakan, setelah penemuan ini, Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. Untuk itu, pihaknya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana tersebut dapat terwujud. “Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” ujar dia.

Baca juga: Optimalkan Produksi WK Rokan, PHR Lakukan Transformasi Digital

Abdulla mengakui, dalam beberapa tahun belakangan, banyak perbaikan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal kepastian hukum dan fiscal term. Apalagi saat ini, pemerintah sudah melonggarkan dan memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.

“Kami mengapresiasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas dalam mendorong perbaikan-perbaikan regulasi maupun fiscal term untuk mendukung KKKS,” ujar dia.

Ke depan, Abdulla juga menambahkan, mengingat potensi yang luar biasa di Indonesia, “Indonesia menjadi salah satu investasi  kami mengingat besarnya potensi  yang ada, terutama dalam hal energi yang bersih seperti gas bumi, sejalan dengan strategi perusahan dalam mendukung transisi energi “ kata dia.

36