Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan pembangunan infrastruktur secara merata dan berkeadilan di seluruh Indonesia. Tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi hingga ke titik-titik terluar, terdepan dan tertinggal (3T), salah satunya di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Philipina.
Tidak hanya melakukan pembangunan infrastruktur ekonomi seperti jalan tol dan bendungan, Pemerintah melalui Kementerian PUPR juga melakukan pembangunan infrastruktur kearakyatan yang juga strategis seperti seperti prasarana air bersih, sanitasi, jalan lingkar pulau terpencil, tertinggal dan terluar/perbatasan negara, termasuk jembatan gantung.
Hal tersebut juga merupakan bukti nyata bahwa Pemerintah hadir secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Jaringan jalan perbatasan ini merupakan infrastruktur yang bernilai strategis bagi NKRI dengan fungsi sebagai pertahanan dan keamanan negara dan mendukung pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan perbatasan,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan resmi pada Kamis (28/12).
Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, salah satu kawasan yang dilakukan pengembangan konektivitasnya adalah Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara. Pada tahun 2024 seluruh jalan di Pulau Talaud ditargetkan akan terhubung dan teraspal mulus seluruhnya sepanjang 199 km.
“Tersambungnya infrastruktur konektivitas tersebut tak lain untuk membantu meningkatkan basis ekonomi lokal di kawasan Talaud. Seperti pala, kopra dan ikan,” jelas Hedy.
Hedy menambahkan bahwa, perbaikan kondisi jalan beraspal dilakukan secara bertahap sejak 2015 oleh Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga sepanjang 124 km.
“Dari total 124 km jalan rusak, pada 2015 hingga 2023 dilakukan perbaikan kondisi jalan sepanjang 82 km, dan sisanya dilanjutkan pada 2024 sepanjang 42 km. Kementerian PUPR juga melakukan pengaspalan jalan yang semula merupakan jalan tanah sepanjang 75 km,” jelas Endra.
Kegiatan preservasi jalan dilakukan di Jalan Esang - Rainis dengan progres fisik sebesar 52%. Kemudian, di Jalan Beo - Esang - Rainis dengan progres fisik sebesar 12%. Kedua kegiatan tersebut ditargetkan selesai pada 2024.
Menyusul kegiatan preservasi Jalan Rainis - Melonguane - Beo, Lingkar Kakorotan dan Lingkar Miangas yang progres fisiknya telah selesai dan mencapai 100%.
“Dilakukan pula penggantian jembatan sebanyak 21 buah, dengan total panjang 576 meter. Pada 2015 hingga 2023 telah diselesaikan sebanyak 19 buah jembatan. Pada tahun 2024 akan dilanjutkan dengan penggantian 2 buah jembatan, yaitu Jembatan Panding dan Jembatan Ambia,” terang Hedy.
Dengan dilanjutkannya kegiatan preservasi jalan tersebut, pada tahun 2024, seluruh jalan di Lingkar Talaud sudah beraspal dengan tingkat kemantapan 94%. Adapun total biaya penanganan jalan Lingkar Talaud pada 2015-2024 sebesar Rp1,13 triliun.