Jakarta, Gatra.com – Dalam debat calon wakil presiden (cawapres) Jumat malam (22/12/2023) di Jakarta Conventional Center (JCC), muncul istilah yang masih asing terdengar di telinga kebanyakan orang, yakni SGIE.
Istilah itu muncul di sesi interaksi antar-cawapres. Kala itu, cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka, mendapatkan kesempatan untuk bertanya langsung kepada cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
“Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk meningkatkan peringkat Indonesia di SGIE?” tanya Gibran.
“Terus terang SGIE saya enggak paham. SGIE itu apa?” timpal Cak Imin.
Kemudian Gibran membalasnya bahwa SGIE adalah singkatan dari State of Global Islamic Economy.
SGIE merupakan laporan mengenai ekonomi halal dunia yang dipublikasikan oleh Dinar Standard.Laporan SGIE terakhir rilis pada tahun 2022 silam yang merupakan edisi kesembilan.
Melansir dari laman resmi Dinar Standard, laporan yang dirilis pada 2022 itu menyoroti soal perkembangan, serta hambatan dan peluang untuk banyak sektor ekonomi halal dunia.
Sektor-sektor yang dimaksud meliputi keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik halal, farmasi halal, travel ramah Muslim, fesyen sopan (modest fashion), hingga media dan rekreasi bertema Islam.
Pada tahun 2022, SGIE mencatat terdapat sejumlah 2 triliun dolar Amerika Serikat (AS) belanja konsumen dari 1,9 miliar Muslim di enam sektor ekonomi riil di tahun 2021. Pengeluaran itu dibelanjakan oleh penduduk Musilim dunia untuk makanan, obat-obatan, kosmetik, fesyen sopan, travel, dan media.
Belanja itu mencerminkan 8,9% pertumbuhan secara year-on-year (yoy). Dinar Standard bahkan memprediksi bahwa pada tahun 2025 mendatang, belanja konsumen akan meningkat lagi hingga 2,8 triliun dolar AS pada tingkat pertumbuhan per tahun atau cumulative annual growth rate (CAGR) hingga 7,5%.
Indonesia sendiri mencatatkan pertumbuhan ekonomi syariah yang menjanjikan pada SGIE 2022 lalu di tengah-tengah pemulihan ekonomi nasional usai pandemi Covid-19. Indoensia sukses mempertahankan posisi keempat dunia dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah yang kuat dan sehat.
Laporan SGIE 2022 menunjukkan bahwa produk makanan halal Indonesia menempati peringkat nomor dua dunia. Indonesia hanya kalah dari negara tetangga, Malaysia, yang berada di peringkat teratas.
“Sebuah prestasi membanggakan, mengingat selangkah lagi kita dapat menjadikan produk makanan halal Indonesia sebagai nomor satu dunia,” tulis Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dalam laman resminya.
Catatan mentereng lain yang diperoleh Indonesia meliputi peringkat tiga dunia dalam hal fesyen sopan, peringkat enam dunia soal keuangan Islam, dan peringkat sembilan dunia soal obat-obatan dan kosmetik halal.