Jakarta, Gatra.com – Debat Cawapes yang menghadirkan masing-masing peserta pemilu 2024 yakni, Cawapres Muhaimin Iskandar (Cak Imin) nomor urut 1, Cawapres Gibran Rakabuming Raka (Gibran) nomor urut 2, dan Cawapres Mahfud Md nomor urut 3, sempat tegang ketika Gibran melontarkan pernyataan singkat yang membuat Cak Imin sempat kebingungan menjawabnya, dalam sesi tanya jawab, Debat Cawapres digelar KPU, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
Dalam sesi pertanyaan dari Gibran ke Cak Imin, Gibran bertanya terkait cara meningkatkan peringkat Indonesia di SGEI.
“Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikin peringkat Indonesia di SGIE,” tanya Gibran.
Disitu Gibran tampaknya tidak menjelaskan apa maksud dari istilah singkatan SGIE.
Mendengar pertanyaan tersebut, Cak Imin balik bertanya, –ketika diberi sesi menanggapi-- apa yang dimaksud dengan SGEI.
"Terus terang SGIE saya kurang paham, SGEI itu apa?” jawab Cak Imin.
Kemudian ketika Gibran diberi ruang untuk menjelaskan, putra sulung Jokowi itu pun meminta maaf kepada Cak Imin jika pertanyaannya dianggap menyulitkan.
Baca Juga: Cak Imin Tak Paham Soal SGIE, Gibran : Mohon Maaf Kalau Pertanyaannya Agak Sulit Ya Gus
Gibran kemudian memberi penjelasan bahwa dari segi SGIE, Indonesia menempati peringkat 10 besar dalam hal makanan halal, skincare, dan fashion halal.
Gibran pun akhirnya menjelaskan bagaimana langkah Cak Imin dalam memperkuat posisi ini.
"Nah itu yang saya maksud gus (Cak Imin). Mohon maaf kalo pertanyaannya agak sulit, ya Gus," kata Gibran.
Kemudian Cak Imin pun yang sudah mengetahui maksud dari singkatan itu menjelaskan bahwa, "Memang pertanyaan ini sungguh penting”.
Cak imin menjelaskan, Indonesia bukan saja merupakan pasar ekonomi syariah, pasar pariwisata halal, dan perbankan syariah, tetapi juga sekaligus negara dengan potensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia.
"Posisi kita masih di bawah," kata Cak Imin.
Cak Imin juga mengatakan ada beberapa hal yang menjadi solusi menaikkan SGIE di Indonesia. Namun dia hanya sempat menyebut satu poin saja sampai waktu habis.
"Yang harus dilakukan pemerintah adalah menyiapkan seluruh perangkat regulasi agar tumbuh kembang seluruh industri halal, termasuk bagaimana membantu sertifikasi secara murah bahkan gratis terutama bagi UMKM kita," kata Cak Imin.
Usai acara debat Cawapres, Capres Anies Baswedan ketika diminta tanggapannya mengatakan bahwa pertanyaan seperti itu tidak tepat dilontarkan seorang calon pemimpin masa depan.
“Ketika pertanyaan adalah soal terminologi teknis, pada level ini bisa dijawab google sebetulnya,” katanya.
Menurut Anies pertanyaan yang dilontarkan Gibran itu secara tidak langsung dapat dinilai, bagaimana posisi kualitas calon wakil presiden.
“Publik bisa menilai kualitas pertanyaannya. Kualitas pertanyaan aspek teknikality, bukan aspek substansi. Padahal (seharusnya) makin tinggi posisi (status Cawapres), makin berfokus pada substansi,” kata Anies.
Ditingkat kepemimpinan nasional, kata Anies pertanyaan yang dilontarkan tentu sifatnya substansi.
“Tapi sebagai sebuah pertanyaan tentu sah-sah saja. Publik akan menilai apakah (pertanyaan itu) format cerdas cermat untuk hafalan, atau ini format tentang ideologi, gagasan atau nilai yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan,” kata Anies.
Singkatan dari State of the Global Islamic Economy (SGIE), sempat melambung ke jejeran trending di X (dulunya Twitter). Bahkan, topik itu sempat langsung menduduki posisi pertama, sebelum akhirnya digantikan kembali dengan topik 'Gibran'.
Hingga berita ini dipublikasikan, 'SGIE' sudah dibicarakan pada lebih dari 9.000 post. Sementara itu, topik 'Gibran' menghimpun 213.000 post.
Netizen menilai strategi pertanyaan Gibran dengan istilah atau singkatan sulit ke lawannya, merupakan strategi serupa yang dipakai Jokowi dalam debat Capres 2019 dan 2014, ketika menghadapi Prabowo.