Jakarta, Gatra.com- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi soal kemiripan visi misi Ganjar-Mahfud dengan visi-misi yang dipaparkan calon wakil presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka dalam debat.

Dalam penyampaian visi-misi Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD, ada beberapa kata yang sama-sama kedua kubu gunakan. Misalnya, soal hilirisasi, baik itu nikel, bahan tambang lain, ataupun beberapa industri terkait.

“Yang berbeda adalah Mas Gibran tidak menyebutkan pemanfaatan hilirisasi untuk rakyat, integrasi dengan perekonomian rakyat,” ucap Hasto Kristiyanto saat ditemui awak media usai debat cawapres di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12).

Hasto menegaskan, hilirisasi yang didorong Ganjar-Mahfud adalah hilirisasi dalam konteks untuk mendorong Indonesia agar bisa mandiri di bidang ekonomi atau dalam kata lain berdiri di atas kaki sendiri.

Salah satu contoh hilirisasi yang dimaksud adalah di bidang pangan. Hasto menjelaskan, dalam program yang dirancang, anak-anak bangsa dalam bidangnya akan diberi ruang besar untuk terlibat dan aktif dalam proses hilirisasi.

“(Misalnya) ahli-ahli pertanian Indonesia, peternakan Indonesia nanti diberikan ruang yang begitu besar di dalam melakukan hilirisasi,” jelas Hasto lagi.

Hasto pun menjelaskan, yang membedakan Mahfud dari cawapres lainnya adalah karena Mahfud menaruh perhatian lebih pada wong cilik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek seperti, janji dan komitmen Ganjar-Mahfud untuk memberantas korupsi serta memastikan adanya kepastian hukum untuk mendukung proses pertumbuhan ekonomi nasional.

“Prof Mahfud berbicara apa yang dibutuhkan rakyat, bukan apa yang dibutuhkan konglomerat,” ucap Hasto.