Home Internasional Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza Tidak Beroperasi Pasca Serangan Israel

Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza Tidak Beroperasi Pasca Serangan Israel

Gaza, Gatra.com - Salah satu rumah sakit terakhir yang tersisa di Jalur Gaza utara, akhirnya berhenti beroperasi setelah diserbu oleh tentara Israel, pada hari Selasa, (19/12).

Direktur Fadel Naim mengatakan bahwa pasukan Israel telah menyerang rumah sakit Al-Ahli, dan menangkap dokter, staf medis, dan pasien, serta menghancurkan sebagian halaman bangunan tersebut.

Serangan Israel telah membuat rumah sakit tidak dapat berfungsi. Kami tidak dapat menerima pasien atau cedera,” katanya, dikutip AFP.

Setidaknya empat orang yang terluka akibat tembakan Israel pada hari Senin dan dinyatakan meninggal pada hari Selasa, setelah terluka dalam serangan ke RS Al-Ahli.

“Sepengetahuan kami, ada puluhan korban luka di jalan sekitar,” ujarnya.

Al-Ahli, juga dikenal sebagai rumah sakit Baptist atau Al-Ahli Arab, telah rusak parah akibat ledakan di tempat parkir mobilnya pada tanggal 17 Oktober, yang mengakibatkan sedikitnya puluhan korban tewas.

Kelompok militan Hamas dan Jihad Islam menuduh Israel melakukannya dan menyangkal bertanggung jawab atas tuduhan roket Jihad Islam yang salah sasaran, sebagai penyebab ledakan tersebut.

Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Telah Menewaskan 19.453 Orang

Rumah sakit, yang dilindungi hukum kemanusiaan internasional, telah berulang kali terkena serangan Israel di Jalur Gaza sejak dimulainya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober.

Pasukan Israel sebelumnya telah menyerbu fasilitas medis lainnya di Gaza, termasuk Al-Shifa, rumah sakit terbesar di wilayah tersebut, yang kini berfungsi dengan kapasitas minimal dengan tim yang sangat kecil.

Pada hari Minggu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rumah sakit Al-Ahli menerima “pasien kritis” dari Al-Shifa untuk operasi.

“Unit gawat darurat Al-Shifa, yang hancur akibat pemboman Israel, seolah “mandi darah” dan “membutuhkan resusitasi,” kata WHO.

Israel menghadapi tekanan internasional yang meningkat atas tingginya angka kematian warga sipil dan hancurnya rumah sakit di Gaza.

Perang paling mematikan yang pernah terjadi di wilayah sempit ini dimulai setelah militan Hamas menyerbu melintasi perbatasan dan melancarkan serangan yang menyebabkan 1.139 orang tewas di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi terbaru Israel.

Sekitar 250 orang diculik oleh militan selama serangan itu dan dibawa ke Jalur Gaza.

Dalam serangan balasan Israel terhadap Hamas, setidaknya 19.667 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah terbunuh di wilayah Palestina, menurut kementerian kesehatan di sana.

53