Jakarta, Gatra.com- Saat ini ada tren peningkatan kasus COVID-19 kembali terjadi. Namun demikian, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementrian Kesehatan RI, dr. Imran Pambudi MPHM menjelaskan bahwa kasus-kasus yang terjadi sekarang disebabkan oleh virus turunan dari Omicron.
"Sifatnya lebih cepat menular, virulensi tinggi, tapi fatalitasnya rendah atau tidak ganas,” papar dr. Imran dalam acara “Bincang Akhir Tahun Ngobras dan Kemenkes tentang Info Kesehatan Terkini” di Jakarta, Selasa (19/12).
Bahkan penemuan kasus ini juga terjadi tidak sengaja. “Kasus ditemukan secara tidak sengaja, pada mereka yang hendak menjalani tindakan medis. Ternyata ditemukan COVID,” ujar dr. Imran.
Baca juga: Australia apresiasi kolaborasi lintas sektor Indonesia Atasi pandemi COVID-19
Secara data kenaikan kasus Covid-19 terlihat dimana pada 16-18 Desember ini, total ada 2.024 kasus dimana secara nasional, ada 43 kasus baru per minggu. Adapun sejak November tercatat ada 13 orang meningga dan per 18 Des ada dua orang meninggal.
“Pada dua orang ini ditemukan adanya kondisi komorbid,” tambahnya. Ia menjelaskan, angka kejadian dan kematian akan meningkat bila terjadi mutasi virus, seperti saat pandemi lalu.
“Dulu yang paling ganas itu strain Delta. Lalu, strain berubah jadi Omicron. Kasus-kasus yang terjadi sekarang disebabkan oleh virus turunan dari Omicron. Sifatnya lebih cepat menular, virulensi tinggi, tapi fatalitasnya rendah atau tidak ganas,” papar dr. Imran.
Baca juga: Epidemiolog Ingatkan; Masa Endemi Masyarakat Jaga Kualitas Kesehatan
Namun demikian, tetap perlu waspada. “Kita terus memantau perkembangan. Sekarang kita menggunakan sentinel ILI (influenza-like illness) di FKTP dan SARI (severe acute respiratory illness) di RS,” jelas dr. Imran.
Lebih lanjut ia mengingatkan agar lebih hati-hati selama liburan Nataru. “Kalau sakit sebaiknya jangan bepergian. Bila tetap pergi, pakailah masker. Sebisa mungkin jangan menyebarkan penyakit ke orang lain,” ujarnya. Protokol kesehatan yang dulu digencarkan seperti mencuci tangan dengan sabun dan melakukan etika bersin yang baik, tetap perlu dilanjutkan.