Home Ekonomi Ekonomi Hijau Berpotensi Sumbang Rp2.933 Triliun ke PDB dalam 10 Tahun

Ekonomi Hijau Berpotensi Sumbang Rp2.933 Triliun ke PDB dalam 10 Tahun

Jakarta, Gatra.com - Center of Economic and Law Studies (Celios) dan Greenpeace Indonesia memproyeksikan bahwa ekonomi hijau di Indonesia berpotensi dapat memberikan kontribusi sebesar Rp2.943 triliun tehadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2033 mendatang.

Direktur Celios, Bhima Yudhistira mengatakan bahwa asumsi tersebut akan tercapai bila adanya komitmen politik, dukungan yang lebih serius dari perbankan dan lembaga pembiayaan. Kemudian, diperlukan dorongan dari kebijakan fiskal, moneter, dan adanya kebijakan yang mendukung ke arah ekonomi berkelanjutan.

“Maka akan ada PDB yang diciptakan lebih besar hampir Rp3.000 triliun dalam 10 tahun ke depan,” kata Bhima dalam acara Launching Policy Brief: Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik, pada Selasa (19/12).

Dalam paparanya, Bhima menjelaskan jika pemerintah tetap menggunakan skema ekonomi ekstraktif di mana pembangunan ekonomi dengan jalan mengeruk sumber daya alam seperti tambang, lahan, kayu, laut maka nilai ekonomi yang dikontribusikan terhadap PDB jauh lebih rendah yaitu sebesar Rp1.843 triliun.

Menurut Bhima, efek berganda ekonomi hijau dari sisi PDB jauh melebihi struktur ekonomi existing di mana masih bergantung pada sektor pertambangan. Ia memproyeksikan, ekonomi hijau memberikan kontribusi sebesar 14,3% terhadap PDB tahun 2024 mendatang.

Lebih lanjut, Bhima mengatakan bahwa ekonomi hijau punya dampak yang lebih positif bagi pertanian, kehutanan, dan perikanan. Ekonomi hijau juga berdampak positif bagi konstruksi.

“Kalau begini-begini saja ekonomi hanya mampu Rp1.843 triliun, tapi kalau kita begerak ke ekonomi hijau ada Rp3.000 triliun potensi ekonominya. Jadi hampir dua kali lipat dari business as usual. Jadi menjawab pertumbuhan ekonomi yang tinggi, PDB kita yang tinggi dan berkualitas jawabanya adalah mau enggak mau harus transisi ke ekonomi hijau,” imbuhnya.

40