Siak, Gatra.com - Seorang oknum asisten kebun sawit PTPN V Lubuk Dalam diduga memukul warga Desa Pangkalan Pisang, Kecamatan Koto Gasib, Siak, Riau. Video pemukulan itu kemudian tersebar luas dan viral.
Dari video berdurasi 14 detik yang diterima Gatra.com, terlihat seorang pria cek-cok dengan seorang warga memakai topi di jalan tengah kebun kelapa sawit. Terlihat pria memakai baju warna cream itu memukul perut petani sambil mendorongnya.
Dalam komunikasi itu, pria yang diduga Asisten Abdeling 7 Kebun Sawit PTPN V Lubuk Dalam ini cekcok dengan warga soal surat tanah. Tak lama setelah itu, dorongan sang asisten terhadap warga itu pun terlihat jelas. Warga yang didorong hampir tersungkur ke tanah.
Usut punya usut, korban bernama Adnan (50). Sementara yang merekam kejadian itu abang sepupunya, M Azahri (51). Keduanya tinggal di KM 11, Desa Pangkalan Pisang.
"Kejadiannya pada Kamis (14/12) kemarin. Kita sudah membuat laporan ke Polsek Koto Gasib usai kejadian itu," kata M Azahri dihubungi Gatra.com, Minggu (17/12).
Kejadian berawal saat Azahri menghentikan aktivitas pekerja PTPN V memanen sawit. Ia mengklaim kebun yang dipanen pekerja itu di lahan miliknya.
"Itu lahan saya. Totalnya ada sekitar 12 hektare. Lokasinya di sekitar Desa Pangkalan Pisang. Saya punya Surat Kepemilikan Tanah (SKT). Sementara pihak kebun mengklaim masuk HGU perusahaan. Kasus ini juga sudah diputuskan PN Siak tahun 2011 silam bahwa lahan itu kembali ke keluarga kami," ujarnya.
Lantaran menghentikan aktivitas panen, pekerja pun melapor ke Asisten kebun yang berinisial EH. Tak lama setelah itu, sang asisten datang beserta petugas pengamanan kebun.
"Dia datang rame dengan beberapa petugas kebun. Dia membawa senjata tajam [parang]. Saya sempat juga cekcok dengannya. Dia pun memukul bahu saya sampai memar. Tapi waktu itu saya sendirian, tak ada saksi yang melihat saya kena pukul," jelasnya.
Tidak lama setelah kejadian itu, Adnan datang bareng temannya. Di situ juga terjadi cekcok. Perut Adnan dipukul sambil didorong oleh sang asisten.
"Nah, saat kejadian itu, saya yang rekam video. Jadi ada buktinya. Video itu saya sebar luaskan. Termasuk ke media sosial Facebook saya," ujarnya.
Setelah itu, lanjut Azahri, mereka membuat laporan ke Polsek Koto Gasib didampingi Kepala Desa Pangkalan Pisang.
"Yang membuat laporan saya. Bukan adek saya. Saya juga divisum. Hasilnya ada bekas memar di bahu saya. Sayangnya pelaku belum diperiksa. Kata petugas Polisi waktu itu, pelaku akan dipanggil pada Selasa (19/12) lusa," katanya.
Terpisah, Kapolsek Koto Gasip, Iptu Budiman S Dalimunte, membenarkan adanya laporan tersebut. "Korban sudah buat pengaduan. Masih dalam penyelidikan," kata Kapolsek singkat menjawab konfirmasi Gatra.com.