Khan Yunis, Gatra.com - Samer Abu Daqqa, seorang jurnalis foto yang bekerja dengan Al Jazeera, tewas secara tragis dan seorang lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan sekolah yang menampung keluarga pengungsi di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, pada Jumat malam (15/12).
Wafa Palestina melaporkan, dari sumber tersebut mengkonfirmasi kematian Samer Abu Daqqa dari Al Jazeera--setelah lima jam mengalami pendarahan tak berdaya--dan cederanya koresponden saluran tersebut dan kepala biro Gaza, Wael al-Dahdouh.
Serangan udara menghantam Sekolah Menengah Khusus Perempuan Khan Yunis, yang menampung para pengungsi. Para jurnalis sedang meliput dampak pemboman Israel sebelumnya, ketika serangan pesawat tak berawak terjadi. Kedua jurnalis tersebut mengenakan helm dan alat pelindung diri yang menandakan bahwa mereka adalah personel pers.
Sumber tersebut menjelaskan, beberapa warga sipil dan petugas medis juga terluka dalam serangan Israel tersebut.
Baca Juga: Korban Tewas di Palestina Melonjak 18.897 Orang, Lebih 55.000 Terluka
Diketahui Al-Dahdouh segera dilarikan ke Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Yunis, dimana kondisinya digambarkan dalam keadaan kritis. Sementara tim medis dan ambulans tidak dapat menjangkau jurnalis foto yang terluka, yakni Samer Abu Daqqa, karena artileri Israel terus menembaki sekolah dan sekitarnya.
Komunikasi terputus, menyebabkan dia mengalami pendarahan selama lebih dari lima jam, hingga dia meninggal karena luka-lukanya.
Dengan kematian jurnalis Abu Daqqa, jumlah jurnalis yang dibunuh oleh pendudukan Israel sejak awal agresi di Gaza pada 7 Oktober telah meningkat menjadi sekitar 75 orang, termasuk 9 jurnalis perempuan, menurut Sindikat Jurnalis Palestina.
Sindikat Jurnalis Palestina mengulangi seruannya kepada media internasional dan lembaga hak asasi manusia untuk terus mengupayakan pertanggungjawaban atas kekejaman pendudukan Israel terhadap jurnalis Palestina, dan menuntut keadilan atas kejahatan keji ini.