Home Regional Kenaikan Harga Gula Pasir Awet, Masyarakat Megap-megap

Kenaikan Harga Gula Pasir Awet, Masyarakat Megap-megap

Pati, Gatra.com - Harga gula pasir yang meroket naik menjadi Rp17.000 per kilogram, dikeluhkan masyarakat. Mengingat, kenaikan tersebut berbarengan dengan melejitnya sejumlah kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Pedagang Pasar Puri Baru Pati, Listiani mengatakan, harga gula pasir mulai berangsur naik sejak bulan November. Dimulai dengan harga Rp 15.000, Rp 16.000, Rp 17.000, dan terakhir Rp 17.500 per kilogram.

"Normalnya harga gula pasir itu Rp 12.000 per kilogram. Mulai naik terus itu sejak bulan Desember. November hingga pekan lalu itu sampai Rp 17.500, tetapi sekarang turun Rp 500 jadi Rp 17.000," ujarnya, Jumat (15/12).

Meski memberatkan pembeli, tetapi disebutkan, minat terhadap gula pasir tetap stabil. Walaupun banyak dikeluhkan oleh masyarakat.

"Animo masyarakat ya, mau enggak mau beli. Ya gitu banyak yang mengeluh. Namun gimana lagi, kita ambilnya juga sudah segitu," jelasnya.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan, Dinas Perdagangan (Disdagperin) Pati, Kuswantoro mengamini, jika kenaikan harga gula pasir cenderung awet.

Tidak hanya itu, berdasarkan hasil rapat koordinasi pemerintah pusat, harga gula berada di angka tertinggi sepanjang sejarah, yang ditengarai dampak terjadinya inflasi.

"Menurut isu nasional, ini menjadi harga gula tertinggi sepanjang sejarah, berdasarkan rapat tim pengendali inflasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) seperti itu," ungkapnya.

Ia mengaku, telah mewaspadai lonjakan harga gula di tingkat lokal. Caranya adalah berkoodinasi dengan sejumlah pabrik gula (PG) di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.

"Kami amati di daerah Solo Raya, stok gula mulai tipis. Dari situ kami sudah koordinasi bersama agen, gudang, dan PG Pakis maupun PG Trangkil. Kami menganalisis persediaan gula lokal ini mencukupi sampai awal 2024 atau tidak, dengan perhitungan keluar per minggu sekian," sambungnya.

Berdasarkan hasil survei, kebutuhan gula pasir di daerah cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. Meskipun ia tidak bisa mengintervensi harga yang sedemikian tingginya.

Ditambahkan, upaya Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kemendagri untuk mengantisipasi terbatasnya pasokan kebutuhan gula pasir dalam negeri, adalah dengan impor dari India.

"Upaya yang disampaikan Kemendag dan Kemendagri sebagai pengendali inflasi, sudah ada impor beras dan gula. Dengan adanya keterbatasan dalam negeri, impor dipilih supaya harga tidak melambung tinggi," sebutnya.

36