Home Politik Jokowi Alumnus Memalukan atau Membanggakan? BEM KM UGM Minta Jokowi Bercermin

Jokowi Alumnus Memalukan atau Membanggakan? BEM KM UGM Minta Jokowi Bercermin

Sleman, Gatra.com - Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM), yang menominasikan Presiden Joko Widodo sebagai Alumnus UGM Paling Memalukan, Jumat (8/12), menuai pro kontra dan polemik.

Jokowi membalas aksi itu dengan menyebut BEM KM UGM tak sesuai adat ketimuran. Pernyataan Jokowi belakangan didukung Ketua DPD Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta, Gandung Pardiman. Dalam rilis Jumat (15/12), ia menilai nominasi dari BEM KM UGM itu tanpa kajian mendalam dan tanpa indikator yang jelas.

“Menurut saya BEM KM UGM-lah yang paling memalukan se-Indonesia. Sebagai mahasiswa wajar bersikap kritis, tetapi harus pakai etika dan sopan santun. Pak Jokowi sekarang ini presiden, salah satu simbol negara yang harus dihormati,” katanya.

Gandung menyatakan masih banyak cara elegan untuk menyampaikan kebebasan berpendapat dengan budaya timur, sesuai etika, sopan, dan bijak, serta tanpa merendahkan martabat pemimpin.

“Saya bangga masih banyak mahasiswa UGM masih setia sebagai pendukung Presiden Jokowi. Jiwa korsa masih kuat melekat dalam lubuk hati yang paling dalam. Bravo untuk mereka,” tulisnya.

Dukungan Gandung ini mengacu pada aksi yang dijadwalkan digelar di Bundaran UGM Jumat siang, mulai pukul 14.00 WIB. Aksi sekelompok mahasiswa atas nama Badan Etik Mahasiswa (BEM) UGM itu diumumkan melalui aplikasi pesan bahwa akan ada aksi yang menentang aksi BEM KM UGM dan Gielbran.

Dalam undangan acara itu, rencananya akan ada penghargaan yang menobatkan Presiden Jokowi sebagai ‘Alumnus UGM Paling Membanggakan’. Namun hingga pukul 16.30 WIB, aksi itu tidak kunjung berlangsung. Hanya ada spanduk bergambar Jokowi dan tulisan Alumnus UGM Paling Membanggakan.

Pihak yang disebut Ketua BEM UGM, Feri Cadang, dan nomornya tercantum di undangan itu menyatakan tidak memberikan komentar terkait gagalnya aksi itu

Adapun saat dikonfirmasi, Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor meminta Presiden Jokowi untuk bercermin sebelum menyebut mahasiswa tak punya adab ketimuran.

“Justru saya yang bertanya, apakah mengutak-atik konstitusi, melemahkan KPK, dan membuat legislasi yang tidak sesuai kehendak rakyat termasuk adab ketimuran? Belum lagi melanggengkan kekuasaan dengan cara mencawapreskan anaknya. Kami rasa itu tidak etis dan Jokowi harus merefleksikan diri,” tegasnya.

Sepekan setelah memberi penghargaan ‘Alumnus UGM Paling Memalukan’, Gielbran mengaku mendapat teror secara langsung dan di media sosial. Menurut dia, intimidasi paling keras adalah saat didatangi orang yang mengaku intel di kampusnya. Orang itu disebut berupaya memperoleh data dirinya, namun tidak diberikan oleh dekanat.

156