Jakarta, Gatra.com - Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes mengatakan, debat capres-cawapres akan menjadi salah satu penentu Pilpres 2024 akan berlangsung satu atau dua putaran. Namun, secara umum, debat tidak berpengaruh besar pada perolehan suara para pasangan calon (paslon).
“Ketika debat itu punya pengaruh minimal misalnya 5 persen (perolehan suara), dia akan punya kontribusi menentukan apakah akan terjadi dua putaran (Pilpres) atau tidak,” ucap Arya usai acara Media Briefing CSIS: Tinjauan Pasca Debat Capres di Gedung Pakarti Center, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (15/12).
Arya menjelaskan, ada beberapa kondisi yang membuat debat capres-cawapres berpengaruh dalam rangkaian Pilpres 2024. Pertama, jika angka pemilih yang rentan berubah masih cukup tinggi. Berdasarkan data CSIS, kondisi saat ini, angka pemilih rentan berubah di Indonesia masih sekitar 20-25 persen.
Namun, Arya juga menyebut kalau angka pemilih yang belum menentukan pilihan itu sudah cukup rendah, yaitu sekitar 5-10 persen.
“Dalam kondisi di mana kita menganut sistem dua putaran, ketika ada kandidat yang tidak memperoleh 50 persen plus satu suara, tentu kalau kita lihat dari angka 1-100, 5 persen saja debat itu akan berpengaruh pada kandidat, itu akan besar,” jelas Arya.
Ia melanjutkan, saat ini masih sulit untuk memprediksi kemungkinan Pilpres 2024 akan berlangsung dalam satu atau dua putaran. Meski demikian, Arya menilai kemungkinan perolehan suara 5 persen melalui debat akan menjadi penting jika ada salah satu paslon yang angka suaranya diprediksi telah mencapai 40-45 persen.