Jakarta, Gatra.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, dianggap memiliki kemampuan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani di Indonesia jika dipercayakan sebagai pemimpin di masa depan.
Penilaian ini didasarkan pada pengalaman Prabowo yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) selama periode 2004-2009.
"Beliau (Prabowo) cukup aktif di HKTI ya itu juga menunjukkan bahwa beliau punya concern terhadap kalangan petani," ucap Ade Reza Hariyadi, Pengamat Politik Universitas Indonesia dalam keterangannya pada Kamis (6/12).
Baca Juga: TKN Sebut Prabowo Tolak Bersikap Nakal Dalam Debat Meski Diserang
Di bawah kepemimpinan Prabowo, HKTI telah bertransformasi menjadi organisasi yang mandiri dan selalu bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah, terutama dalam program-program yang dapat merugikan petani. Selain itu, Prabowo berhasil menjadikan HKTI mampu membiayai dirinya sendiri tanpa hanya mengandalkan subsidi pemerintah seperti sebelumnya.
Prabowo telah menunjukkan perhatian yang besar terhadap kesejahteraan petani, terutama setelah Asta Cita diumumkan oleh Prabowo bersama pasangannya, Cawapres Gibran Rakabuming Raka, dalam Pilpres 2024.
Dalam Asta Cita tersebut, tercantum dengan jelas komitmen Prabowo untuk meningkatkan kesejahteraan petani, termasuk pelaksanaan Reformasi Agraria.
Reformasi Agraria ini tidak hanya mencakup dukungan terhadap peningkatan produksi di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan peternakan, tetapi juga menjamin harga pangan yang menguntungkan para petani, peternak, dan nelayan, sambil tetap terjangkau bagi konsumen.
Prabowo juga berjanji untuk menjamin ketersediaan dan akses pupuk bagi petani guna meningkatkan produksi, produktivitas panen, hasil pertanian, serta pendapatan dan kesejahteraan petani. Selain itu, sebagai Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pertanian.
Melalui rekam jejak ini, Ade menilai bahwa Prabowo terbukti sangat memperhatikan segmen masyarakat kecil, termasuk para petani.
"Kalau kita lihat, beliau punya perhatian terhadap persoalan persoalan masyarakat," pungkasnya.
Isu Kelangkaan Pupuk
Terkait kesejahteraan petani, Prabowo mengungkapkan dirinya menemukan isu terkait kelangkaan pupuk yang terjadi kepada petani di Jawa Tengah. Hal itu ia sampaikan ketika debat pertama capres berlangsung pada Selasa (12/12) kemarin.
“Saya keliling di Jawa Tengah Pak Ganjar, petani di situ sulit dapat pupuk dan mereka mengeluh dengan kartu tani yang bapak luncurkan karena mempersulit mereka dapat pupuk. Mereka ingin pupuk pengadaannya disederhanakan,” kata Prabowo saat sesi debat berlangsung.
Baca Juga: Terharu! Warganet Banjiri Pujian kepada Prabowo dalam Debat Capres 2024
Sementara itu, Ganjar, yang merupakan mantan Gubernur Jawa Tengah, memberikan tanggapan dengan menyoroti kelangkaan pupuk yang terjadi di berbagai daerah. Salah satu masalah yang dianggap signifikan oleh Ganjar adalah penyelesaian data petani yang belum teratasi dengan baik.
Dalam menanggapi pertanyaan Prabowo mengenai isu petani, Koordinator Nasional (Kornas) Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita), Yayan Juherman, menyampaikan rasa terima kasih karena hanya Capres nomor urut 2 yang menunjukkan keberpihakannya terhadap nasib petani dalam debat pertama.
Yayan menyatakan bahwa pertanyaan yang diajukan Prabowo pada Debat Capres merupakan bukti perhatian dan kepedulian beliau terhadap kondisi para petani di Indonesia. Meskipun ia mengakui bahwa pernyataan Ganjar menjelaskan juga tentang adanya kelangkaan yang terjadi di berbagai daerah.
Sebagai organisasi yang memiliki banyak keterlibatan dengan petani, Gempita menyatakan penilaian bahwa Capres nomor urut 2 memberikan harapan akan perbaikan nasib petani jika terpilih nantinya.
Hal ini disebabkan karena sektor pertanian masih menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
“Kami melihat, Prabowo yang pernah menjabat Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengerti betul dan tahu tentang kebutuhan petani,” jelas Yayan.