Home Regional Stok Cabai Lokal Pati Menyumbang 60 Persen, Lonjakan Harga Tak Terhindarkan

Stok Cabai Lokal Pati Menyumbang 60 Persen, Lonjakan Harga Tak Terhindarkan

Pati, Gatra.com- Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati menguak jika persediaan cabai lokal di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, hanya menyumbang sebesar 60 persen. Sementara untuk memenuhi permintaan pasar sebesar 100 persen, sisanya didatangkan dari luar daerah. Sehingga lonjakan harga cabai yang menjulang tinggi, tidak dapat dihindari.

Kabid Perdagangan Disdagperin Pati, Kuswantoro mengatakan, dari 21 kecamatan di Bumi Mina Tani, sentra cabai hanya ada di Desa Ngurensiti, Kecamatan Wedarijaksa. Meski di wilayah lain ada, tetapi tidak sebesar di Ngurensiti. Sehingga stok cabai lokal kurang, kalau tidak mendatangkan pemasok untuk menyokong kebutuhan masyarakat.

"Ketersediaan terbatas memungkinkan harga naik, karena kalau mendatangkan dari luar kota, biaya transportasi mengikuti kenaikan harga. Cabai lokal baru mampu menutup permintaan konsumen 60 persen saja," ujarnya, Kamis (14/12)

Disebutkan, pasokan cabai biasanya diambilkan dari daerah Temanggung, Blitar, dan Malang. Meski begitu permintaan akan sayur sebagai penyedap masakan ini, tetap tinggi. Sehingga terkorelasi dengan meroketnya harga di pasaran.

Kuswantoro merinci, untuk harga cabai merah keriting berada dikisaran Rp80.000- Rp85.000 per kilogram. Lalu harga cabai rawit hijau diangka Rp70.000. Cabai rawit merah yakni Rp100.000 per kilogram dan cabai merah besar teropong tembus Rp110.000 per kilogram.

Ia menegaskan, penanganan harga kepokmas di Pati tidak bisa ditangani secara regional, melainkan nasional. Oleh sebab itu, pemda hanya bisa melaporkan situasi yang dialami untuk menunggu perintah dari pemerintah pusat.

"Kenaikan harga di Pati, khususnya kepokmas tidak bisa lepas dari pengaruh nasional yang mana beberapa bulan terakhir trennya naik, bahkan lama bertahan," pungkasnya.

61