Jakarta, Gatra.com– Di tengah konflik dan perang di beberapa belahan dunia yang sedang berkecamuk, Jakarta Islamic Centre (JIC) sebagai lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengundang para da’i dari beberapa negara belahan dunia untuk menjadi pembicara dan peserta Muktamar Da’i Internasional dengan tema “Peran Dakwah Islam dalam Menciptakan Perdamaian dan Mengembangkan Peradaban”.
“Kami memilih isu perdamaian dan peradaban, karena memang sejak didirikan JIC dimaksudkan untuk berbicara mengenai peradaban Islam yang salah satunya bagaimana agar dunia ini tetap damai dan harmonis. Kegiatan hari ini pun bertujuan untuk menyatukan pemikiran dan juga fokus pada satu isu terbesar yakni isu kemanusiaan,” ujar Plt. Ketua JIC K.H. Dr. Didi Supandi, Lc., MA dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).
Muktamar Da’i Internasional berlangsung dari tanggal 12 – 13 Desember 2023 di Hotel Harris & Convention Kelapa Gading, Jakarta Utara. Acara ini dihadiri ulama-ulama ternama dari Indonesia maupun luar negeri seperti dari Mesir, Palestina, Irak, hingga Turki. Baca juga: Kolaborasi Dosen dan Mahasiswa UIN Walisongo Latih Literasi Digital, Kuatkan Moderasi Beragama
Tampak hadir dalam acara K.H. Cholil Nafis, K.H. Nasaruddin Umar, Dr. Fathullah Mohamed Fathalla Azuqaiziq, Dr. Ammar Jailana Arraffah, Prof. Dr. Hakeem Ilahi, serta Syekh Ali Qor’awi. Peserta yang hadir berkisar 100 orang dari kalangan da’i di seluruh Indonesia yang diundang khusus oleh JIC.
“Sebagaimana kita tahu saat ini tengah terjadi persoalan yang kita sebut krisis kemanusiaan di beberapa belahan negeri, kita tahu terjadi peperangan. Untuk itu, kita memandang pentingnya para da’i menjadi agen untuk menyuarakan perdamaian dunia, ini yang utama,” kata K.H Didi melanjutkan.
Muktamar Da’i Internasional kali ini juga membahas isu-isu dakwah kontemporer dalam menjawab tantangan dakwah yang terus berubah, seperti tema kesiapan da’i dalam menghadapi masyarakat 5.0 dan reformulasi metodologi dakwah untuk menghadapi dunia yang berubah. Serta strategi pengintegrasian nilai-nilai perdamaian dan peradaban dalam dakwah yang multi konteks, hingga peran masjid untuk mengembangkan peradaban.
Baca juga: LDII Minta Para Santri Bijak Memanfaatkan Media Sosial
"Sejalan dengan itu, dalam program JIC tahun 2024 nanti, kami juga lebih banyak mengajak dialog stakeholder peradaban di dunia pada negara Islam maupun bukan, agar mereka mau membuka diri untuk terus berdialog dalam rangka menciptakan perdamaian dunia,” tegas K.H. Didi.
JIC juga telah mulai menginisiasi beberapa agenda internasionalnya sebagai langkah awal untuk menjadi pusat peradaban dunia Islam, seperti konferensi internasional, pameran kaligrafi internasional, dan terakhir dialog pemuda se-ASEAN di Kuala Lumpur.
Rencananya, JIC akan terus melakukan roadshow ke beberapa negara dunia untuk menawarkan format nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi khas dan karakter peradaban bangsa Indonesia yang dapat dijadikan inspirasi oleh negara-negara lain. “Kami mengundang beberapa perwakilan negara luar dalam acara Muktamar Da’i Internasional untuk kemudian dari Indonesia kita menyuarakan perdamaian dunia," ungkap K.H. Didi.
Selain mendengarkan paparan narasumber dari para ulama, peserta juga akan mendengarkan on call paper dari para peserta yang nantinya makalah mereka akan dijadikan prosiding atas hasil dari muktamar da’i ini.
Baca juga: Sambut Era Digital, Muhammadiyah Memodifikasi Dakwah
JIC akan menyebarluaskan hasil muktamar da’i ke seluruh Indonesia dan para da’i di seluruh dunia, dengan harapan hasil muktamar ini bisa menjadi common platform bagi para da’i di seluruh dunia untuk bisa menjadi agen-agen perdamaian dunia di negaranya masing-masing.