Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua Bidang Internal Komnas HAM, Pramono Ubaid Tanthowi menilai calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto masih berkomitmen untuk menyelesaikan permasalahan HAM meski sempat mengelak saat menjawab pertanyaan soal penghilangan paksa di tahun 1997-1998.
Pada debat pertama yang diikuti oleh semua capres, Ganjar sempat bertanya pada Prabowo mengenai dua persoalan HAM yang masih juga belum terselesaikan, yaitu rekomendasi DPR pada 2009 lalu yang salah satunya akan membentuk pengadilan HAM Ad Hoc.
Ganjar juga bertanya apakah Prabowo bersedia membantu proses pencarian 13 orang yang sampai saat ini masih hilang sejak tahun 1997-1998 akibat penghilangan paksa.
“Nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, tapol-tapol (tahanan politik) yang katanya saya culik, sekarang ada di pihak saya, membela saya. Jadi masalah HAM jangan dipolitisasi. Masalah yang Bapak tanyakan agak tendensius,” ucap Prabowo menjawab pertanyaan Ganjar dalam debat di KPU, Jakarta, Selasa malam (12/12).
Wakil Ketua Komnas HAM, Pramono Ubaid Tanthowi menolak untuk membahas gimik yang dilakukan oleh masing-masing paslon.
“Bagi saya, saya tidak mempertimbangkan soal gimiknya, tapi komitmennya yang kita pegang,” kata Pramono Ubaid Tanthowi saat diwawancarai di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (13/12).
Pramono mengatakan, Prabowo sudah menyampaikan komitmennya untuk menyelesaikan kasus HAM dalam rangkaian jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan lain.
Ia pun menjelaskan, penyelesaian kasus HAM tidak bisa hanya mengandalkan satu perspektif saja. Tapi, perlu melibatkan proses yudisial maupun non-yudisial.