Jakarta, Gatra.com - Penampilan Capres Prabowo Subianto pada debat perdana yang berlangsung pada Selasa (12/12) di KPU mendapat sorotan dari kalangan milenial. Gaya bahasa Capres nomor urut 2 itu dinilai mudah dipahami dan dicerna.
"Sebagai milenial gaya bahasa Pak Prabowo paling mudah dicerna dan dipahami anak muda," ujar Ketua Aliansi Mahasiswa dan Milenial Bersatu (AMMI), Nurkhasanah di Jakarta, Rabu (13/12).
"Menggunakan bahasa masyarakat awam, tidak banyak istilah-istilah asing, dan retorika dan permainan kata-kata. To the point ke inti masalah," ujarnya.
Selain itu, Nurkhasanah mencatat sikap kenegarawanan Prabowo Subianto yang sangat menonjol pada saat debat capres. Di antaranya menghormati pencapaian presiden-presiden sebelumnya dan ajakan untuk menjaga kerukunan dan persatuan bangsa.
"Saya mencatat, Pak Prabowo memiliki sikap kenegarawanan yang tinggi, yaitu dengan mengakui kontribusi dan hasil kerja para presiden sebelumnya. Selain itu, beliau juga selalu mengajak agar rukun dan bersatu untuk menuju Indonesia maju," kata Nurkhasanah.
Ia juga menilai kandidat lain terjebak pada permainan kata dan retorika. Sehingga bagi milenial hal itu membuat bingung dan tidak nyambung.
"Secara umum debat Capres berjalan seru dan menarik. Namun kita bisa melihat perbedaan titik tekan setiap kandidat. Standing point Pak Prabowo terletak pada penyampaian strategi yang relate dengan kehidupan milenial."
"Seperti ajakan untuk menjaga kerukunan dan persatuan bangsa. Bagi kami ini hal penting. Bagaimana mungkin tersedia lapangan kerja dan bisa menyerap tenaga kerja bila kondisi negara semrawut serta tidak aman dan bersatu," terangnya.
Nurkhasanah pun menyoroti gaya bicara Prabowo yang tegas dan patriotik. Baginya hal itu tidak terlepas dari latar belakang militer.
"Pak Prabowo melekat dengan gaya patriotiknya, nasionalis, dan tegas, ini disukai kalangan milenial," imbuhnya.
"Saya berharap di debat selanjutnya terus ada konsistensi performa Pak Prabowo agar semakin meyakinkan swing voters untuk memilihnya," ucap Nurkhasanah.