Jepara, Gatra.com - Kabupaten Jepara, tercatat menduduki nomor 13 risiko sedang bencana di Jawa Tengah. Untuk itu pada peralihan musim, forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) menggelar apel siaga. Tujuannya untuk menekan dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkan bencana hidrometeorologi.
Penjabat (Pj) Bupati Jepara, Edy Supriyanta mengatakan, data tersebut berdasarkan Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) yang berhasil ditekan dalam 4 tahun terakhir. "Pada tahun 2021 indeks menunjukkan resiko bencana di Kabupaten Jepara menyentuh 135,11 poin dan turun menjadi 122,27 poin di tahun 2022," ujarnya selepas apel siaga bencana di halaman Kantor Sekda Jepara, Selasa (12/12).
Disebutkan, di kabupaten berjuluk Bumi Kartini terdapat empat bencana yang sering terjadi pada musim penghujan antara lain banjir, banjir rob, puting beliung, dan tanah longsor. "Menurut prakiraan, puncak musim penghujan di Kabupaten Jepara terjadi di bulan Januari sampai April 2024, ini harus kita waspadai. Harapannya di akhir tahun 2023 hingga awal 2024 ini dapat diantisipasi dengan baik," imbuhnya.
Dijelaskan, salah satu upaya antisipasi banjir di wilayah Jepara antara lain dilakukan pengerukan di Sungai Serang Wulan Drainase (SWD) I dan SWD II yang dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara telah menyiapkan anggaran belanja tidak terduga pada tahun 2024 sebesar Rp6 miliar guna penanganan bencana. "Saya minta komunikasi dari tingkat bawah melalui petinggi dan camat dapat ditingkatkan. Sehingga kesiapsiagaan bencana ini dapat terlaksana dengan baik," ujarnya.