Moscow, Gatra.com - Para pejabat Barat sedang mendiskusikan kemungkinan penggulingan Presiden Ukraina Vladimir Zelensky dari kekuasaannya. Kemungkinan itu disampaikan Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), Sergey Naryshkin, pada hari Senin (11/12). Kepala mata-mata tersebut menguraikan ada banyak alasan mengapa Zelensky dianggap tidak diinginkan, yang paling signifikan adalah kurang lentur terhadap kepentingan Barat.
Menurut kepala SVR, Barat percaya bahwa presiden Ukraina telah melangkah terlalu jauh dalam mengembangkan citranya sebagai 'elang yang tidak kenal kompromi' dalam konflik dengan Rusia. Padahal Barat sekarang membuka semua peluang, termasuk "membekukan" permusuhan. Ini berarti Zelensky tidak lagi berguna dalam negosiasi potensial, kata Naryshkin.
"Menurut badan intelijen AS, dengan perkembangan situasi di medan perang Ukraina, kebutuhan [untuk membekukan konflik] mungkin akan segera terjadi," kata kepala mata-mata itu seperti dilaporkan laman Russia Today.
Zelensky secara resmi menyatakan bahwa negosiasi dengan Moskow tidak mungkin dilakukan selama Presiden Rusia Vladimir Putin masih berkuasa.
Naryshkin lebih lanjut mengklaim bahwa pengganti Zelensky sedang dipertimbangkan. Alasan penggantian karena janji-janji Zelensky yang tidak terpenuhi untuk mengalahkan Rusia di medan perang, korupsi yang meluas di Ukraina, dan sikap tidak sopan sang pemimpin ketika berhadapan dengan sponsor asing.
Menurut Naryshkin, beberapa alternatif pengganti Zelensky dibahas di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels bulan November. Opsi-opsi potensial konon termasuk panglima tertinggi angkatan bersenjata Ukraina, Valery Zaluzhny, kepala intelijen militer Kirill Budanov, kepala kantor presiden, Andrey Ermak, atau bahkan walikota Kiev dan mantan petinju Vitaly Klitschko.
Menyusul serangan balasan musim panas yang gagal di Kiev, Kolonel Jenderal Ukraina Aleksandr Syrsky mengatakan pada hari Minggu bahwa tentara Rusia terus-menerus "melakukan operasi ofensif di sepanjang garis depan."
Zaluzhny bulan lalu menyebut situasi di garis depan sebagai "jalan buntu," dan mengakui bahwa tidak ada harapan untuk sebuah terobosan.
Komentar tersebut dilaporkan memicu keretakan yang semakin besar antara sang jenderal dan presiden Ukraina.
Menurut outlet berita Ukrainskaya Pravda, Zelensky telah menggunakan jalur komando alternatif untuk memberikan perintah langsung kepada para perwira seperti Syrsky, dan tanpa melewati Zaluzhny.
"Tampaknya Zelensky memiliki dua jenis ZSU (angkatan bersenjata Ukraina): orang-orang 'baik' yang diperintahkan oleh Syrsky dan orang-orang favorit lainnya, dan orang-orang 'jahat' yang bertanggung jawab kepada Zaluzhny," tulis media tersebut mengutip sebuah sumber yang dekat dengan administrasi kepresidenan.
Kepercayaan rakyat Ukraina terhadap Zaluzhny melampaui kepercayaan mereka terhadap Zelensky bahkan pada tahun lalu, menurut laporan tersebut, sementara jajak pendapat menunjukkan bahwa jenderal angkatan darat tersebut akan mengalahkan pemimpin petahana dalam sebuah pemilihan presiden yang bersifat hipotesis. Awal tahun ini, Zelensky menepis gagasan untuk mengadakan pemilu pada 2024 sebagai hal yang tidak bertanggung jawab di masa perang.