Purworejo, Gatra.com - Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah adalah surganya para pecinta durian lokal. Salah satu wilayah di Pegunungan Menoreh ini terkenal sebagai penghasil durian manis pahit yang sangat disukai masyarakat. Pohon-pohon durian di kecamatan penghasil Kambing Etawa (sekarang bernama Kambing Ras Kaligesing) itu, bahkan telah berumur ratusan tahun.
Salah satu desa yang menjadi penghasil durian adalah Desa Kaligono yang saat ini sedang pada puncak panen raya. Kepala Desa Kaligono, Suroto mengatakan, rata-rata setiap hari di desanya menghasilkan 5.000-6.000 butir durian selama panen.
"Panen durian tahun ini lumayan banyak. Kalau pas panen raya selama dua minggu ini, dalam sehari di desa kami ini bisa tersedia 5.000-6.000 butir. Kebanyakan pembeli dari luar kota. Prediksi kami, jangka waktu panen durian di Kaligono bisa sampai Bulan Februari 2024," kata Suroto, Senin (11/12/2023).
Kemarau panjang membawa dampak pada hasil panen buah durian. Daging durian menjadi kurang tebal, namun rasanya tetap manis dan ada pula yang pahit.
Banyak penjual durian yang bisa kita jumpai di Desa Kaligono, salah satunya adalah Marodan, pemilik Wahid Durian. Wahid Durian berada di Dusun Jetis Teneran Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, atau kurang lebih 3KM dari Kantor Kecamatan Kaligesing (ke arah Desa Pandanrejo).
"Saya memiliki sekutar 50 pohon durian, usianya ya sudah tua peninggalan nenek moyang dulu. Kalau panen raya, kami bisa memperoleh 500 butir durian per hari. Kami juga membeli durian-durian dari warga sekitar," ujar Marodan.
Ia menekuni jual beli durian sejak 10 tahun lalu. Selama panen, Wahid Durian bisa memperoleh pemasukan kotor sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta tiap harinya. Para pembelinya pun banyak yang dari luar kota, ada pula yang beli untuk dijual kembali (kulakan). Harga di Wahid Durian relatif murah, dengan uang Rp50.000 kita sudsh bisa membawa pulang durian Kaligono yang berukuran besar dan rasanya sangat manis.
"Harga durian kami berkisar antara Rp10.000 hingga Rp50.000 per butir. Kalau yang super (besar) pernah pula kami jual Rp70.000-Rp100.000. Kami memberikan garansi, kalau tidak manis atau busuk bisa ditukar," kata Murodan.
Yang menarik, ada empat mahasiswa UGM Jogja yang datang ke Wahid Durian untuk kulakan. Mereka sudah beberapa kali datang ke lokasi tersebut karena buyer yang kebanyakan teman-teman kosnya, merasa puas dan ingin kembali menikmati durian Kaligono.
"Kami tahunya di sosmed, kalau di Kaligesing sedang panen durian. Teman-teman saya pada tertarik beli, tapi mereka nggak mau ribet. Ya udah, kemudian saya sama teman-teman ini memanfaatkannya sebagi peluang usaha," tutur Muhammad Tegar Raungardi (21).
Mahasiswa Fakultas Teknik Geomatika UGM ini datang dengan tiga rekannya menggunakan sepeda motor. Mereka dengan telaten memilih durian kemudian dimasukkan ke dalam boks plastik kecil.
"Satu boks lumayan untungnya, Rp8.000-Rp10.000. Tahun ini baru pertama kali jualan, tapi sudah kulakan 7 kali. Omsetnya lumayanlah bisa buat nambahin uang saku anak kos. Biasanya sekali jualan dapat Rp4 juta-Rp5 juta, modal kulakan Rp3 juta patungan sama teman-teman. Kalau teman-teman kan tahunya durian montong, musangking lha ini ada durian lokal yang rasanya sama dengan durian import. Tapi harganya jauh lebih murah," kata Tegar.
Hari ini, Tegar dan kawan-kawan membawa 100 boks plastik durian pesanan dari teman-temannya. Ia menambahkan, selama ini buyernya belum.pernah ada yamg komplain mengenai rasa durian Kaligono.