Jakarta, Gatra.com - Transformasi pendidikan vokasi menjadi salah satu langkah yang dikedepankan oleh Kemendikbudristek dibawah kepemimpinan Nadiem Makarim. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dalam rangka revitalisasi vokasi guna menyongsong bonus demografi Indonesia tahun 2030-2040.
Menurut Nadiem, salah satu kunci dari transformasi vokasi adalah integrasi antara pembelajaran di sekolah vokasi dengan industri. Integrasi ini yang kemudian akan mammpu meningkatkan peran industri dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan vokasi.
Sedikit demi sedikit, sambung Nadiem, upaya itu mulai membuahkan hasil. Ia menyebut, 35% dari pelajar SMK di Indonesia kini telah tergabung dalam SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Program ini menjadi sebuah kunci dalam meningkatkan peran industri untuk meningkatkan kualitas vokasi.
“Dan SMK PK ini sifatnya bukan hanya MoU-MoU saja. Tapi harus benar-benar ada praktik industrinya lewat Teaching Factory,” ujar Nadiem saat memberikan sambutan di kegiatan Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Jakarta, Senin (11/12).
Selain itu, guna meningkatkan peran industri, Nadiem pun menyebut pihaknya telah mengucurkan dana guna mendorong para praktisi industri bisa turun dan memberi sumbangsih kepada dunia pendidikan vokasi, baik dalam bentuk sebagai pengajar tamu maupun berkontribusi dalam menyusun kurikulum yang dibutuhkan oleh industri.
Menurut Nadiem, dengan turun langsungnya praktisi industri ke satuan pendidikan vokasi, maka hal tersebut dapat menghilangkan batas-batas yang selama ini menjadi penghambat keselarasan antara vokasi dan industri.
“Batasan itu ingin kita hilangkan. Saat ini, sudah ada 14 ribu praktisi yang didanai Untuk turun ke SMK atau perguruan tinggi vokasi. Juga sudah lebih dari 7 ribu kolaborasi riset dilakukan perguruan tinggi maupun SMK dengan industri,” beber dia.
Riset yang dikolaborasikan pun diklaim Nadiem, merupakan riset yang menghasilkan prototipe. Yang ada hilirisasi, dampak hilirisasi. Itu selalu menjadi kriteria kita. Kita ingin pastikan bahwa ini bisa dirasakan oleh ekonomi, oleh industri, oleh masyarakat.
Terakhir, Nadiem pun menegaskan bahwa upaya transformasi vokasi pun disambut positif oleh pihak industri. Dalam catatannya, pihak swastra sudah berkontribusi dalam menyuntikan dana hingga mencapai Rp 643 Miliar atas kerjasama yang dijalin dengan SMK PK lewat skema insentif matching fund.
“Untuk pendidikan tinggi sebanyak Rp 1.65 Triliun kontribusi swasta telah dikerahkan ke perguruan tinggi kita. Manfaatnya dipergunakan untuk Untuk berbagai macam proyek-proyek prototipe dan karya inovasi,” jelas dia.