Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan isi pembicaraan kala hendak ditunjuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai Mendikbud. Kala itu, Nadiem melihat bagaimana Presiden mempunyai perhatian tinggi pada dunia pendidikan Indonesia.
Nadiem menuturkan, kala berdiskusi, Presiden Jokowi menyampaikan rasa frustasinya terhadap ekosistem pendidikan yang selama ini berjalan. Menurut Jokowi kala itu, sebut Nadiem, pendidikan dirasa terlalu kaku, tertutup, dan tidak relevan dengan kebutuhan zaman.
“Saat itu beliau meminta jangan ada pembatas-pembatas antara dunia akademik, dunia industri, dunia riset, dan lain-lain,” tutur Nadiem kala memberikan sambutan di kegiatan Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Jakarta, Senin (11/12).
Padahal, Indonesia akan menghadapi bonus demografi dalam rentang waktu 203 hingga 2040 mendatang. Penyiapan sumber daya manusia (SDM) lewat pendidikan pun dinilai menjadi sebuah strategi yang perlu diakselerasi. Apalagi, sambung Nadiem, bonus demografi ini lah yang nantinya bisa membawa indonesia keluar dari middle income trap atau jebakan pendapatan kelas menengah.
“Bonus demografi jadi suatu kesempatan kita untuk menjadi economic superpower. Ini cita-cita yang harus kita tangkap bersama,” ujar dia.
Atas dasar itulah, Nadiem mengatakan bahwa dalam kurang lebih 4 tahun kebelakang, transformasi pendidikan tinggi dan vokasi menjadi upaya yang terus didorong. Kedua hal tersebut diakselerasi mengingat bahwa dampak tercepat dalam membangun SDM ada pada dua ekosistem pendidikan tersebut.
“Kenapa tercepat? lulusan perguruan tinggi dan vokasi akan langsung terjun ke dalam lapangan bekerja. Dampak itu langsung dirasakan untuk memperbesar ekonomi Indonesia,” tegas dia.
Oleh karenanya, melalui kegiatan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka, Nadiem ingin menunjukan bagaimana transformasi yang telah berjalan di dalam ekosistem pendidikan tanah air saat ini kian tumbuh.
Kemendikbudristek terus melakukan transformasi pendidikan dengan meluncurkan berbagai kebijakan dan program-program dalam rangka mendukung lahirnya talenta unggul untuk Indonesia Emas 2045.
“Atas arahan bapak Presiden, kami juga membuka sistem pendidikan yang bukan hanya lebih terintegrasi, multidisiplin, serta multisektoral. Tapi juga pendidikan yang lebih inklusif dan aman,” beber dia