Jakarta, Gatra.com - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Atnike Nova Sigiro, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemantauan ke Aceh untuk memastikan kondisi pengungsi Rohingya yang terindikasi terjebak sindikat perdagangan orang.
“Kita akan terus berkoordinasi untuk memastikan para pengungsi yang ada dan korban perdagangan manusia dan korban- korban konflik akan mendapatkan perlindungan,” ucap Atnike Nova Sigiro saat ditemui sebelum acara Peringatan Hari HAM se-Dunia ke-75 yang diadakan di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (10/12).
Atnike menjelaskan, Komnas HAM telah berkoordinasi dengan beberapa lembaga, termasuk Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhumkam) untuk memastikan kondisi para pengungsi Rohingya. Namun, Atnike belum menjelaskan solusi apa yang akan diambil Indonesia terkait pengungsi Rohingya.
“Apakah [ditempatkan] di Indonesia atau mungkin di penempatan permanen apabila bisa dilakukan,” kata Atnike.
Meski demikian, Atnike mendorong agar permasalahan terkait pengungsi Rohingya bisa diselesaikan langsung dari akarnya. Untuk mencapai hal ini, Atnike mengatakan, Indonesia dapat menggunakan posisinya saat ini sebagai anggota Dewan HAM PBB.
“Saya pikir Indonesia dengan menjadi anggota Dewan HAM juga dapat mendorong upaya-upaya penyelesaian pengungsi Rohingya melalui diplomasi di PBB,” kata Atnike.
Ketua Komnas HAM juga sempat menjelaskan, Peringatan Hari HAM se-Dunia ini merupakan inisiatif yang pertama kali dilakukan oleh Kemenhumkam dan Komnas HAM. Dalam perayaan tahun ini bertepatan dengan Perayaan ke-75 Tahun Deklarasi Universal HAM.
“Jadi, HAM sudah dinyatakan sebagai peradaban baru dari masyarakat dunia. Dan, untuk konteks Indonesia, tema yang diangkat dalam peringatan hari ini adalah ‘Harmoni Dalam Keberagaman',’’ jelas Atnike.
Ia mengatakan, keberagaman yang ada di Indonesia seharusnya menajdi aset sekaligus sumber budaya yang maju. Untuk itu, Komnas HAM mengajak agar masyarakat saling menghormati keberagaman, baik dari agama, suku bangsa, bahasa, dan budaya.