Jakarta, Gatra.com– PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), anak perusahaan PT Delta Dunia Makmur Tbk. (Delta Dunia Group) merayakan hari jadi yang ke-25 tahun. Tema perayaan tahun ini, "25 Tahun BUMA BERMAKNA: Memberi Manfaat untuk Indonesia," menekankan komitmen berkelanjutan BUMA dalam memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, serta dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat luas.
Presiden Direktur BUMA, Indra Kanoena mengatakan, BUMA telah menempuh perjalanan luar biasa, dimulai dari sebuah perusahaan sub-kontraktor hingga bertumbuh menjadi salah satu perusahaan jasa pertambangan terbesar di Indonesia dan Australia. "Selama 25 tahun, BUMA fokus menciptakan keunggulan operasional, mendorong inovasi, dan memegang teguh prinsip ESG untuk membangun industri pertambangan yang berkelanjutan,” katanya dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (9/12).
Dimulai sebagai perusahaan sub-kontraktor pertambangan pada tahun 1998, BUMA berkembang menjadi perusahaan jasa penambangan besar. BUMA yang kemudian diakuisisi oleh Delta Dunia Group pada tahun 2009 terus bertumbuh menjadi perusahaaan jasa penambangan independen terkemuka di Indonesia.
Baca juga: BUMA Raih Pembiayaan Sindikasi Syariah Pertama Senilai USD 60 Juta
Pada tahun 2021, BUMA mengakuisisi BUMA Australia (BUMA Australia Pty Ltd) dari Downer EDI Limited (Downer), memperluas layanan pertambangan ke salah satu pusat pertambangan dunia. Serta mendiversifikasi komoditas pertambangan perusahaan ke metallurgical coal, menyokong pesat pertumbuhan perusahaan.
Sejak akuisisi BUMA Australia pada tahun 2021, buku pesanan BUMA Australia meningkat empat kali lipat, mendorong kinerja perusahaan lebih lanjut. Dengan riwayat hubungan pelanggan yang solid dan jangka panjang dengan perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia, BUMA didukung oleh lebih dari 16.000 karyawan berpengalaman dan telah berhasil memegang pangsa pasar kedua di sektor pertambangan Indonesia dan kontraktor kelas satu di Australia.
BUMA menyediakan rangkaian layanan pertambangan yang komprehensif dengan pendekatan dari hulu ke hilir, mencakup pembongkaran lapisan tanah penutup, penambangan batu bara, pengangkutan, dan rehabilitasi tambang. Keunggulan BUMA terletak pada kemampuannya mengelola operasi tambang yang kompleks dan menantang, termasuk di pulau-pulau kecil.
Serta menyelesaikan masalah teknis tingkat tinggi - seperti penanganan rembesan air laut, penanganan lumpur, antisipasi potensi dan penanganan geotechnical dan gelombang pasang air laut - hingga memindahkan sungai demi meminimalkan dampak lingkungan dan mencapai efisiensi operasional yang optimal.
Baca juga: Pendapatan Delta Dunia Group Kuartal III 2023 Tembus Rp21,64 triliun
Keunggulan operasional ini juga didukung oleh komitmen perusahaan dalam menerapkan inovasi teknologi di sektor pertambangan dan menggerakkan proyek perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Salah satu inovasi unggul BUMA adalah integrasi sistem manajemen armada (fleet management system) terkini guna optimalisasi operasional tambang serta penerapan teknologi algoritma machine learning yang mampu memprediksi potensi kerusakan komponen pada alat-alat berat, yang dikenal sebagai Predictive Maintenance (PdM).
“Di BUMA, kami menyadari pentingnya inovasi dalam meningkatkan produktivitas, mendorong efisiensi dan keberlanjutan operasional. Kami terus berupaya mengeksplorasi teknologi perintis untuk merevolusi pemeliharaan dan manajemen peralatan kami. Penerapan teknologi ini sekaligus menjadi bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan,” papar Indra.
Selama sembilan bulan di 2023, BUMA telah berhasil memecahkan rekor pendapatan sebesar USD 1,363 miliar dengan EBITDA USD 308 juta, yang menghasilkan keuntungan bersih sebesar USD 30 juta. Pada periode yang sama, BUMA menunjukkan kapasitas arus kas yang tangguh, di mana arus kas operasional perusahaan melonjak menjadi USD 237 juta.
Dengan EBITDA yang terus meningkat dan peningkatan rasio utang bersih terhadap EBITDA sebesar 1,85x, perusahaan siap untuk mempertahankan metrik kredit yang kuat. Baca juga: BUMA Tawarkan Obligasi I BUMA 2023 Senilai Rp1, 5 Triliun
Pada 4-8 Desember 2023, perusahaan membuka masa Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023, yang sekaligus merupakan strategi diversifikasi perusahaan dalam memperluas opsi pembiayaan yang sebelumnya terdiri dari Obligasi, Pinjaman Bank Konvensional dan Syariah, serta skema pembiayaan Leasing yang semuanya dalam mata uang dollar AS.
Silfanny Bahar, Direktur BUMA, mengatakan, langkah strategis ini merupakan tonggak bersejarah bagi BUMA sekaligus mempertegas kredibilitas BUMA sebagai perusahaan jasa pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia. “Kami bangga telah memasuki pasar Indonesia melalui inisiatif Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023," pungkasnya.