Home Politik Jokowi Perhatikan Santri dan Ponpes, Prabowo-Gibran Dapat Dukungan 99 Kiai di Yogyakarta

Jokowi Perhatikan Santri dan Ponpes, Prabowo-Gibran Dapat Dukungan 99 Kiai di Yogyakarta

Sleman, Gatra.com – Kalangan kiai muda dan putra-putri kiai (Gawagis) Nahdlatul Ulama (NU) se-Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan dukungan pada pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Jumat (8/12). Pasangan ini dinilai bakal melanjutkan berbagai program untuk santri dan pesantren dari Presiden Joko Widodo.

Koordinator Wilayah Forum Silaturahmi Kiliai Muda dan Gawagis, Fajar Abdul Basyir, mengatakan ada 99 kiai yang hadir di acara di Ngaglik, Sleman, ini. Pemberian dukungan ke Prabowo-Gibran ini didasari tiga alasan.

“Pertama, sosok Prabowo adalah tokoh nasional yang sarat pengalaman dan tidak ragu lagi kecintaannya pada Tanah Air. Ini sesuai dengan ideologi NU yang memegang teguh nasionalisme,” katanya.

Kedua, program peningkatan kemandirian santri dan ponpes yang dikeluarkan selama pemerintah Presiden Joko Widodo dinilai mampu meningkatkan harkat dan martabat santri. Prabowo-Gibran pun dianggap berkomitmen meneruskan dan memperbaiki program-program tersebut.

Ketiga, meski kalah dalam tiga kali di pilpres, Prabowo memiliki ideologi yang kuat untuk memajukan Indonesia. Ini dibuktikan dengan kesediaannya maju dalam Pilpres 2024 dan menjadi penanda Prabowo tidak memiliki kepentingan yang lain.

“Ini adalah pertemuan pertama kali di Yogyakarta dan kita jadikan pemanasan untuk memperbesar dukungan masyarakat ke Prabowo-Gibran. Kita akan bergerak untuk memahamkan betul program-program mereka,” jelasnya.

Saat memberi sambutan, kiai asal Ponpes Assalafiyah Mlangi, Sleman, Hasan Abdullah, menegaskan penentuan posisi di pemilu kali ini sangat berat bagi banyak kiai NU.

Sebab, pemilu kali ini melibatkan figur NU yang sangat diperhitungkan dalam percaturan politik nasional.

Menurutnya, dari 156 juta pemilih muslim, ada 56 persen warga NU. Presiden Jokowi telah memberikan puncak apresiasi kepada NU dengan penetapan Hari Santri, UU Pondok Pesantren, program bidik misi, dan LPDP kepada santri.

“Maka kita membalas kebaikan itu. Syukur melebihi yang diberikan orang lain. Di sini kita menyatakan NKRI harga mati,” katanya.

Akademisi Universitas Gadjah Mada, Susetiawan, mengakui semua pasangan calon melakukan pendekatan ke warga NU. Namun warga NU harus terus menjaga setiap konflik dan tetap menghargai hak pilih setiap orang.

“Akan lucu dan saru (memalukan), jika ada konflik. Jika semua menghargai hak pilih individu, saya yakin ribut-ribut tidak akan terjadi. Warga NU tidak akan terkonsentrasi pada satu calon saja, semua mempunyai unsur NU,” paparnya.

94