Jakarta, Gatra.com- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, kunci utama dalam melaksanakan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia adalah pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Hal tersebut dikatakannya saat menyampaikan sambutan pada Simposium Praktisi dan Periset Ekonomi bertajuk "The Downstream Industrialization of Natural Resources", yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), di Grand Ballroom KS Sarwono Prawirohardjo BRIN, pada Rabu (6/12).
Muhadjir mengatakan, dunia industri pengolahan saat ini tengah gencar melakukan hilirisasi dalam pengembangan produk berbasis SDA Indonesia yang melimpah ruah. Sedangkan untuk pembangunan SDM tidak cukup hanya dengan hilirisasi tetapi harus dilakukan dengan 'hulunisasi' yang bermakna membangun SDM sejak awal kehidupan.
Pembangunan SDM misalnya terkait isu stunting, perhatian kita sudah sampai kepada isu kesehatan remaja putri, karena perempuan menjadi kunci utama kesehatan masa depan bangsa. Apabila remaja putri terkena anemia kronis, maka punya andil besar untuk terjadinya stunting dan ketika sudah dewasa maka SDM kita masih belum mampu bersaing.
Oleh karena itu kita harus berupaya untuk mencegah anemia kronis pada remaja putri. Dari awal kehidupan sampai 2 tahun kita kawal untuk amankan lolos dari stunting, kemudian dibawah 5 tahun kita harus yakinkan dia mendapatkan kecukupan gizi. Sampai remaja dan dewasa dia mendapatkan fasilitas tambahan pendidikan formal keterampilan mendasar yang harus dikuasai," ujar dia.
Lebih lanjut, dalam aspek pembangunan manusia diharapkan dapat melahirkan SDM yang unggul yang nantinya dapat mengelola SDA Indonesia dengan bijak dan tidak mengeksploitasi berlebihan. Dia berharap hilirisasi yang dilakukan dapat menyerap SDM tenaga kerja terampil, yang juga menguasai teknologi.
"Hilirisasi membawa peluang sangat besar untuk menciptakan lapangan kerja, namun SDM belum siap. Perlu peran periset apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesiapan SDM. Transfer teknologi harus diartikan sebagai transfer knowledge dan skill. LPDP sekarang punya skema untuk menyekolahkan tenaga tenaga terampil yang bisa mentrasnfer teknologi . Seperti pada hilirisasi di sektor pertambangan padat teknologi dan padat modal supaya ada transfer knowledge teknologi kepada SDM kita," ungkapnya.
Menko Muhadjir berharap BRIN dapat proaktif dalam mempersiapkan dan mengembangkan SDM Indonesia dalam menyambut hilirisasi SDA. Termasuk juga dalam urusan keilmuan, riset teknologi yang ajan bermanfaat kedepannya dalam pengelolaan SDA. Kedepan, diharapkan BRIN bisa merancang ekosistem perikanan berkelanjutan untuk bisa mengatasi permasalahan dan kemiskinan para nelayan serta mampu meningkatkan kesejahteraannya.
"Penting untuk BRIN sebagaj pusat otak perencanaan riset di negara kita ini ikut ambil bagian dalam mempersipakan SDM terutama dalam mengongsong hilirisasi yang akan dilakukan secara besar-besaran di Indonesia," pungkasnya.