Home Nasional Amnesty International Indonesia Sebut Video Viral Kelakuan Buruk Pengungsi Rohingya Hanya Cari Sensasi

Amnesty International Indonesia Sebut Video Viral Kelakuan Buruk Pengungsi Rohingya Hanya Cari Sensasi

Jakarta, Gatra.com - Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid menanggapi video viral yang menunjukkan beberapa pengungsi Rohingya yang dinilai berkelakuan buruk. Ia mengatakan, netizen-netizen yang mengomentari atau berinteraksi dengan video viral tersebut kebanyakan menunjukkan kalau mereka tidak punya kepekaan dan solidaritas.

Usman menilai viralnya video pengungsi Rohingya yang disebut berkelakuan buruk hanya perilaku orang-orang yang mencari sensasi dan tidak tahu apa-apa.

“Apakah hanya 1-2 orang atau 5-10 orang yang melakukan katakanlah perbuatan-perbuatan yang tidak menyenangkan masyarakat, lalu semuanya layak untuk dihukum, semuanya layak untuk diusir kembali?” tanya Usman Hamid usai rapat dengan KPU mengenai debat capres-cawapres, Gedung KPU, Jakarta, Rabu (6/12).

Usman pun menganalogikan kasus pengungsi Rohingya dengan perang Israel dan Palestina.

“Ini yang melakukan serangan pada 7 Oktober di Palestina di Israel adalah Hamas, lalu (apakah masyarakat) membenarkan Israel untuk melakukan hukuman kepada seluruh orang Palestina. Itu kan sama seperti itu,” ucap Usman.

Menurutnya, orang-orang yang berkomentar buruk atau memviralkan video yang disebutkan menunjukkan perilaku buruk pengungsi Rohingya hanyalah segelintir masyarakat saja.

“Itu hanya mencari sensasi saja, termasuk mereka (yang) menyerang saya di medsos, menyerang Amnesty International, dengan kata-kata yang sama sekali tidak menunjukan keadaban manusia,” kata Usman lagi.

Ia berharap, pemerintah tidak mengikuti keinginan kelompok masyarakat seperti ini. Usman mengatakan, pemerintah seharusnya bersikap tegas dan menunjukkan Indonesia sebagai bangsa yang punya nilai dan komitmen untuk membangun perdamaian dunia dengan menjaga solidaritas kemanusiaan, seperti terhadap pengungsi Rohingya, masyarakat Palestina, hingga Afghanistan.

187