Jakarta, Gatra.com - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada 2024 mendatang sebesar Rp15.500/ dolar AS.

Wakil Direktur INDEF Eko Listiyanto mengatakan, proyeksi tersebut lebih tinggi dibanding perkiraan pemerintah dalam Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang cenderung lebih optimis dengan menetapkan asumsi makro kurs Rupiah sebesar Rp15.000/ dolar AS.

“Proyeksi kita tidak terlalu optimis, kemungkinan Rp15.500, kenapa? Pertimbangan ini sudah rata-rata tahunan,” kata Eko dalam acara Seminar bertajuk Tantangan Pelik Ekonomi di Tahun Pemilu, Rabu (6/12).

Lebih lanjut, Ekon menjelaskan bahwa, besaran ini juga mempertimbangkan semakin menipisnya peningkatan harga komoditas global sebagai bagian pundi-pundi ekspor moderatnya laju investasi di tahun pemilihan umum (pemilu). Serta risiko capital outflow yang masih bisa terjadi seiring suku bunga acuan The Fed yang masih ditahan di level tinggi.

“Tantangannya apa? Sudah jelas pas arah dari the fed sendiri akan masih stay di level yang tinggi di pertengah tahun. Itu akan memberikan dinamikia di sektor keuangan dan beberapa isu geopolitik bisa berpengaruh dan mungkin dinamika pemilu juga bisa mempengaruhi,” pungkasnya.

Sebelumnya, Indef juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 mendatang hanya 4,8%. Tingkat pertumbuhan ini lebih rendah dari target pemerintah dalam asumsi makro APBN 2024 yang sebesar 5,2%.

Pertumbuhan ekonomi 2024 yaitu adanya tekanan daya bell masyarakat bawah, moderatnya laju pertumbuhan kredit ke sektor rill. Di samping Itu, stimulasi akselerasi dari sisi fiskal juga masih dinilai tidak akan maksimal mengingat pola penyerapan anggaran yang selalu menumpuk di akhir kuartal IV atau akhir tahun.