Home Internasional WHO Peringatkan Situasi Gaza Semakin Memburuk

WHO Peringatkan Situasi Gaza Semakin Memburuk

Jenewa, Gatra.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan situasi di Jalur Gaza semakin buruk setiap saat, dan mendekati "waktu paling gelap" bagi umat manusia.

Perwakilan WHO di wilayah pendudukan Palestina, Richard Peeperkorn mengatakan bahwa jumlah orang yang berpindah dari Gaza tengah dan selatan “meningkat pesat.”

“Situasinya semakin buruk dari waktu ke waktu. Pengeboman semakin intensif terjadi di mana-mana, termasuk di wilayah selatan,” kata Peeperkorn, kepada wartawan di Jenewa, melalui tautan video dari Rafah di Jalur Gaza selatan, dikutip Wafa Palestina, pada hari Selasa  (5/12). 

"Banyak orang putus asa dan hampir mengalami syok permanen," tambahnya.

“Kita sudah dekat saat-saat tergelap umat manusia,” kata Peeperkorn. 
Dia menyebut pemboman Israel dan korban jiwa yang tidak masuk akal ini harus dihentikan sekarang, dan kita memerlukan gencatan senjata yang berkelanjutan.

“Ini… harus menjadi prioritas utama kami, untuk menyalurkan pasokan medis yang paling penting, pasokan trauma, obat-obatan penting ke Gaza dan mendistribusikannya ke fasilitas kesehatan,” katanya. 

Baca Juga: Dua sekolah Menampung Pengungsi di Gaza Dibombardir Israel, 50 Warga Sipil Tewas

Dia mengatakan jumlah bantuan yang diberikan WHO ke Gaza juga terlalu sedikit. 

“Untuk bencana kemanusiaan seperti ini, dimana kita berada dalam bencana yang semakin meningkat, kita membutuhkan lebih banyak pasokan dan peralatan,” katanya.

Diketahui, ada 18 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza masih berfungsi dalam kapasitas terbatas: Tiga rumah sakit hanya menyediakan pertolongan pertama dasar, sementara sisanya memberikan layanan parsial. Ada 12 dari 18 berada di selatan. Terdapat 1.400 tempat tidur rumah sakit yang masih tersedia di Jalur Gaza. WHO mengatakan dibutuhkan 5.000 orang.

Peeperkorn mengatakan sejak dimulainya perang, terdapat 120.000 infeksi saluran pernafasan akut; hampir 26.000 orang menderita kudis dan kutu; 86.000 kasus diare, termasuk 44.000 di antara anak-anak berusia di bawah lima tahun. Ini menurutnya 20 hingga 30 kali lebih tinggi dari yang diperkirakan. 

Sementara itu, tercatat ada 1.150 kasus penyakit kuning, serta kasus cacar air, ruam kulit, dan meningitis.

Juru bicara badan anak-anak PBB UNICEF, James Elder mengatakan dengan banyaknya populasi yang berpindah dalam dua jam. “Ada 5.000 orang yang sebelumnya tidak ada orang. Yang paling parah di tempat-tempat ini, tidak ada sanitasi," katanya.

Baca Juga: Israel Melanjutkan Serangannya ke Gaza, Sudah 16.250 Korban Tewas

Berbicara dari Kairo setelah kembali dari Gaza, ia mengatakan bahwa ada salah satu tempat penampungan di Gaza, di mana 30.000 orang mengungsi, terdapat satu toilet untuk setiap 400 orang. Itu berarti antrian hingga lima jam.

Israel mengarahkan warga sipil ke zona yang telah ditetapkan sebagai zona aman – namun tidak memiliki toilet atau air bersih. “Menciptakan badai wabah penyakit,” kata Elder. 

“Israel adalah kekuatan pendudukan. Merekalah yang harus menyediakan makanan, air, obat-obatan,” tambahnya.

57