Home Pendidikan Alam Ganjar Sampaikan Pandangan dan Gagasan soal Dunia Pendidikan

Alam Ganjar Sampaikan Pandangan dan Gagasan soal Dunia Pendidikan

Jakarta, Gatra.com – Muhammad Zinedine Alam Ganjar menyampaikan, sistem pendidikan di Indonesia saat ini masih mengedepankan aspek kognitif. Pendidikan tidak hanya bertumpu pada aspek ini saja tetapi harus diseimbangkan dengan afektif.

“Aspek kognitif saja enggak cukup. Perlu didampingi dengan aspek lainnya, seperti aspek afektif,” kata Alam dalam keterangan pers diterima pada Minggu (3/11).

Putra dari pasangan Ganjar Pranowo-Siti Atikoh menyampaikan pandangan tersebut dalam acara Bincang Massikola: Gerakan Pemuda Kota Makassar bersama relawan Makassar Siap Sekolah (Massikola) yang dihadiri oleh sejumlah pakar dan praktisi muda yang membahas soal dunia pendidikan.

Lebih lanjut Alam menjelaskan, afektif berarti minat, sikap, dna konsep diri. Sistem pendidikan membutuhan kombinasi kognitif dan afektif untuk menjawab problem dunia nyata.

Ia mengungkapkan, mayoritas dunia pekerjaan saat ini harus memenuhi persyaratan dasar. Selain itu, anak muda ditunut harus memiliki soft skill dan pengalaman melalui kegiatan positif seperti organisasi.

“Kalau di kelas kita menerima informasi yang sama dengan teman lainnya, terus apa yang membedakannya? Tentunya soft skill yang membedakan kita dengan orang lain. Maka, penting banget memiliki soft skill di era saat ini,” ujarnya.

Sedangkan ketika disinggung soal jurusan saat menempuh perkuliahan, Alam tidak mempersoalkan apapun jurusan yang diambil, yang terpenting bagaimana mahasiswa tersebut bisa berkontribusi untuk masyarakat setelah menempuh pendidikan.

“Kalau jurusan enggak sesuai tidak masalah, yang penting seberapa manfaat kita memberikan dampak dalam lingkungan masyarakat,” kata dia dalam acara yang dihdiri ratusan orang perserta tersebut.

Adapun soal ketimpangan pendidikan yang terjadi di desa dan kota di Indonesia, Alam menyampaikan, beberapa daerah masih memiliki gap pendidikan yang cukup jauh, hal tersebut menyebabkan pemerataan pertumbuhan sumber daya manusia (SDM) yang tidak merata.

“Hal tersebut menjadi salah satu masalah besar di Indonesia, karena pendidikan adalah hak asasi manusia, kebutuhan dasar yang berhak didapatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Alam.

Oleh sebab itu, Alam bersama Founder Massikola, dr Udin Malik, berpendapat pentingnya dalam setiap keluarga memperoleh akses pendidikan yang layak sehingga bisa berdampak terhadap kemajuan SDM dan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan demikian, bagaimana negara seharusnya bisa menjamin akses pendidikan setiap masyarakat. Misalnya, dalam satu keluarga itu harus ada satu sarjana pertama agar efek dominonya bisa ke mana-mana,” katanya.

Alam mengajak semua pihak untuk senantiasa memberikan manfaat atau dampak positif kepada masyarakat. “Saat kita punya previllege, maka manfaatkan untuk berdampak untuk orang lain,” katanya.

72