Mataram, Gatra.com - Mantan Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah yang juga salah seorang petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak sedikitpun merasa gungkan untuk hadir di safari kampanye Calon Presiden (Capres) H Ganjar Pranowo yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura, Sabtu (2/12) malam.
Bang Zul sapaan akrab Zulkieflimansyah justru memenuhi undangan Ganjar Pranowo yang tengah berada di tengah-tengah generasi Z di Rumah Makan Dapur Sasak Lombok ini.
“Mas Ganjar bukanlah orang asing bagi kami. Ganjar itu sohib, kerabat, teman sejawat saya bertetangga di Kalibata dulu saat sama-sama sebagai anggota DPR RI. Saya sendiri hadir di sini sebagai penghargaan atas undangan seorang teman. Jadi tak perlu saya khawatirkan,” tukas Bang Zul santai.
Bang Zul memahami sikapnya itu menuai pro dan kontra. Ada yang setuju ada yang tidak. Hanya saja, dia menyampaikan bahwa Ganjar merupakan tamu dan bukan orang sembarangan.
"Mas Ganjar bukan hanya calon presiden dari PDI Perjuangan, Perindo, PPP, Hanura. Beliau calon presiden kita semua. Jadi kalau ada kesempatan seperti malam ini, siapa saja PKS, PKB, Nasdem, Golkar siapa saja ayo datang, dengerin calon presiden kita seperti Mas Ganjar ini yang kebetulan datang ke tempat kita. Apa gagasan dan ide-idenya, bagaimana rupa dan bahasa tubuhnya dan jangan lupa sampaikan masukan dari daerah kita untuk kepentingan daerah kita ke depan," terang mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Sebagaimana diketahui saat itu Ganjar hadir memenuhi undangan generasi Z di Mataram dan berdialog terkait perhatiannya terhadap pengembangan generasi ini ke depan di NTB.
Dalam kesempatan itu, Ganjar Pranowo memperkenalkan sejumlah tokoh yang hadir yakni Ketua DPD PDI Perjuangan NTB H. Rachmat Hidayat, Ketua Harian DPP Partai Perindo Dr. TGB.K.H Muhammad Zainul Majdi, MA, dan Ketua DPW PPP NTB H. Muzihir.
"Kami bertiga ini merupakan alumni gubernur ya, nah baru kali ini kita kumpul dengan yang berbeda begini," ujar Ganjar Pranowo.
Meski begitu, Ganjar berpesan bahwa semua harus berlangsung damai meski berbeda pilihan. Menurutnya, pemilu presiden, pemilu legislatif, maupun pemilu kepala daerah merupakan hal biasa. “Artinya, semua harus disikapi dengan mengedepankan nilai demokratis,” kata Ganjar.