Jakarta, Gatra.com – Kekejaman agresi militer Israel terhadap warga Gaza, Palestina, sebagai retaliasi serangan milisi Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu telah menelan sekitar 15.000 warga Gaza, seperti dilaporkan Al Jazeera mengutip Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sabtu, (2/12/2023). Sebanyak 6.150 di antaranya adalah korban anak-anak.
Calon presiden nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan, mengindikasikan bahwa perjuangan rakyat Palestina untuk lepas dari pendudukan Israel masih akan menemui jalan panjang. Namun, ia optimistis Palestina bisa merdeka lantaran bercermin pada perjuangan Indonesia dulu saat masih berada di bawah penjajahan Belanda.
“Berapa tahunnya [Palestina merdeka] hanya Tuhan yang tahu, tetapi seperti Indonesia dulu, di tahun 1928 kita deklarasi sumpah pemuda. Kemudian kita berjuang, Waktunya panjang. Kalau saat itu ditanya kapan Indonesia merdeka, kita belum tahu tanggalnya, tahunnya, waktunya,” ucap Anies saat menjadi pembicara di Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) di Jakarta, Sabtu, (2/12/2023).
“Tapi satu hal yang pasti kita sekarang dukung Palestina supaya kita menjadi bagian dari sejarah yang memperjuangkan Palestina,” imbuh eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Dalam kesempatan yang sama, Anies juga ditanya negara manakah yang akan pertama kali ia akan kunjungi sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional andai ia menjadi presiden Indonesia. Ia menjawab salah satunya Palestina, selain negara-negara tetangga Tanah Air.
“Saya ingin datang ke tanah Palestina,” kata Anies.
Di hari yang sama, Sabtu, (2/12/2023), ribuan massa 212 juga menggelar munajat kubro di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Agenda ini dijalankan untuk memberikan doa dan dukungan kepada masyarakat Palestina.
Gelombang dukungan kepada Palestina dari Indonesia sudah ramai terjadi sejak beberapa waktu lalu. Salah satu agenda aksi bela Palestina terbesar terjadi pada 5 November 2023 lalu. Aksi tersebut diperkirakan dihadiri 1,4-2 juta orang.
Sejumlah pejabat tinggi negara hadir dalam kesempatan itu. Salah satunya ialah Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. “Kita berkumpul di sini bersatu, dari yang bhinneka, untuk menunjukkan solidaritas kita terhadap kemanusiaan,” ujar Retno dalam pidatonya.
Dukungan yang tidak main-main dari Indonesia terhadap Palestina juga dilatarbelakangi catatan sejarah. Seperti diketahui, sejak masa kepemimpinan Soekarno sebagai presiden pertama, Indonesia selalu mendukung kemerdekaan Palestina.
Cucu Soekarno yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, juga hadir dalam aksi bela Palestina sebulan lalu itu. Ia mengingatkan kembali ikatan sejarah itu dan juga mengutuk kekejaman militer Israel sejak awal Oktober.
"Karenanya saya berdiri di sini sebagai Ketua DPR RI mengutuk dan menyampaikan sikap saya menolak kekejaman agresi militer bangsa Israel yang telah membombardir pemukiman penduduk, rumah sakit, sekolah-sekolah, rumah ibadah seperti masjid dan gereja, serta bentuk ketidakadilan lainnya kepada rakyat dan bangsa Palestina," kata Puan dalam pidatonya.
Kemerdekaan Palestina juga sempat menjadi salah satu pembahasan penting dalam pertemuan bersejarah Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1955 silam. Sayangnya, hingga hari ini, kemerdekaan Palestina yang didamba-dambakan itu belum terwujud.
Menurut Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, yang juga hadir dalam aksi bela Palestina sebulan lalu, hal itu masih menjadi utang Indonesia kepada Palestina. “Apakah utang ini akan kita bawa sampai terjadinya kematian? Tentu tidak. Kita harus menjawab dan menunaikan utang ini. Kemerdekaan Indonesia juga berkat dukungan Palestina,” kata politisi Partai keadilan Sejahtera (PKS) itu.